Jenis Batuan Di Situs Gunung Padang Kabupaten Cianjur

klinikabar.com, Jenis Batuan Yang Digunakan Di Situs Gunung Padang Kabupaten Cianjur - Bangunan berundak Gunung Padang merupakan peninggalan bangunan megalitik, mengenai bangunan megalitik ini pada masa sebelum tahun 1950 jarang ditemukan, baik dalam hasil penerbitan di dalam maupun di luar negeri, peneliti di bidang arkeologi khususnya bangunan megalitik seperti Van der Hoop (1932), Van Tricht (1929) dan Pleyte (1921) yang pernah mengadakan peninjauan dan penulisan tentang peninggalan di Jawa Barat ini belum menyinggung tentang temuan bangunan berundak di Gunung Padang.

Jenis Batuan Di Situs Gunung Padang


Gambar Jenis Batuan Di Situs Gunung Padang Kabupaten Cianjur



Bangunan berundak terletak di atas bukit yang memanjang ke arah tenggara barat laut pada ketinggian 885 meter diatas permukaan laut, situs dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam dan bukit-bukit. Adapun bukit-bukit yang mengelilingi situs Gunung Padang tersebut adalah : sebelah tenggara gunung Melati, sebelah timur laut Pasir Malang, sebelah barat laut Pasir Pogor dan Pasir Gombong, sebelah barat daya Pasir Empat dan gunung Karuhun.

Gunung Padang termasuk Desa Cimentang, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, yaitu sekitar 6⁰ 57' LS - 107⁰ 1' BT. untuk menuju ke Gunung Padang dapat ditempuh dengan dua rute perjalanan yaitu melalui Pal Dua dan Tegal Sereh, melalui jalan Pal Dua harus ditempuh jalan Cianjur - Sukabumi, dari Desa Warungkondang membelok ke kanan menuju ke Cipadang - Cibokor - Lampegan - Pal Dua - Ciwaringin - Cimanggu dan Gunung Padang.

Rute Untuk Menuju Situs Gunung Padang

Melalui rute Tegal Sereh harus ditempuh rute jalan Cianjur-Sukabumi, kemudian dari Sukaraja membelok ke kiri - Cireungas - Cibanteng - Rawabesar - Sukamukti - Cipanggulan - Gunung Padang. Bangunan punden berundak situs Gunung Padang dibangun diatas bukit dengan orientasi Barat laut - Tenggara. halaman pertama merupakan halaman terbesar terletak di bagian Barat Laut. Berdasarkan geografi daerah Situs Gunung Padang arah hadap bangunan punden berundak tampak disesuaikan dengan kondisi bukit tersebut. 

Bangunan megalitik ini lebih mudah dibangun dengan orientasi Barat Laut - Tenggara sesuai dengan bidang tanah yang dibutuhkan. rupanya bangunan ini tidak berpegang pada prinsip "harus menghadap ke gunung". Di daerah sekitar situs Gunung Padang terdapat Gunung Karuhun yang dapat diartikan nenek moyang. Sesuai dengan peranan gunung yang dianggap sebagai tempat bersemayam arwah nenek moyang ternyata gunung karuhun yang terletak di sebelah barat daya situs Gunung Padang tidak menjadi titik arah bangunan.

Di situs megalitik Lemah Duhur, Pasir Manggu dan Ciranjang juga ditemukan bangunan punden berundak dalam keadaan cukup baik, hasil orientasi dan pengamatan terhadap berbagai bukit menunjukkan jenis batuan konstruksi situs Gunung Padang tidak ditemukan di bukit-bukit di sekitarnya. Pada Pasir Empet, Pasir Pogor maupun Pasir Karuhun, jenis batuan yang ditemukan adalah batuan vulkanik yang berbentuk bulat. Di dua sungai yang mengalir di lembah sebelah barat dan timur juga tidak ditemukan batuan jenis Gunung Padang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis batuan Gunung Padang yang merupakan batu-batu balok hanya dihasilkan di bukit Gunung Padang dan lerengnya. Bangunan punden berundak situs Gunung Padang dibangun dengan batuan vulkanik yang berbentuk persegi panjang terdiri dari balok-balok batu yang belum dikerjakan oleh tangan-tangan manusia.

Batu-batu konstruksi diperkirakan berasal dari Gunung Padang, bangunan ini terdiri dari teras pertama sampai teras ke lima. Ke lima teras tersebut mempunyai ukuran yang berbeda-beda, teras pertama merupakan teras terbawah mempunyai ukuran paling luas, kemudian berturut-turut sampai teras kelima ukurannya semakin menyempit.

Teras pertama mempunyai bentuk persegi empat yang dua buah sisinya, yaitu sisi barat laut dan tenggara mempunyai ukuran yang berbeda, adapun ukuran dari masing-masing teras pertama ini adalah sebagai berikut :

  • Sisi barat laut berukuran panjang 40 meter
  • Sisi tenggara berukuran panjang 36 meter
  • Sedangkan kedua sisi lain masing-masing berukuran 28 meter


Pada jalan masuk teras pertama yang lebarnya 1,5 meter, terdapat beberapa batu tegak di kanan dan kiri jalan masuk, jalan masuk ke teras pertama ini dibuat dari susunan balok-balok batu yang membentuk segi empat dengan beberapa menhir. Di sudut timur laut ditemukan lumpang batu yang terbuat dari batu kali, permukaan lubangnya sangat halus dengan garis tengah lubang 7,5 sentimeter dan dalam lubang 4 sentimeter.

Teras kedua mempunyai bentuk yang lebih kecil daripada teras pertama, teras ini berukuran : sisi barat laut (sisi depan) panjangnya 22,30 meter. sisi timur laut (sisi sebelah kiri) panjang 25 meter, sisi sebelah barat daya (sebelah kanan) panjang 24 meter, sisi sebelah tenggara (belakang) panjangnya 18,5 meter. pada teras kedua ini terdapat batu-batu tegak yang mempunyai ukuran lebih besar dari pada batu-batu tegak yang lain, berfungsi sebagai batas jalan.

Teras ketiga berukuran lebih kecil daripada teras kedua, adapun sisi-sisi teras ini berukuran panjang sisi barat laut 18,5 meter, sisi tenggara 18 meter, sisi timur laut 18 meter, dan sisi barat daya 18 meter. Pada teras ketiga ditemukan lima bangunan yang hampir sebagian besar merupakan kelompok-kelompok batu tegak yang masih berdiri dan ada juga yang sudah roboh.

Beberapa bangunan disusun dalam bentuk persegi empat atau melingkar. masing-masing bangunan terpisah-pisah tidak tampak adanya jalan atau pondasi yang menghubungkan antara bangunan satu dengan bangunan lainnya. Pada teras ini terdapat tiga bangunan, yang semuanya terletak pada bagian timur laut teras empat. Bagian sebelah barat daya teras empat tidak ditemukan sisa-sisa bangunan kecuali sebidang tanah kosong yang mungkin dipergunakan untuk pelaksanaan upacara tertentu yang membutuhkan tempat luas.

Bagian tengah dari teras ini ditemukan balok-balok baru yang sudah roboh dan tidak teratur. teras kelima terletak dibagian paling ujung sebelah tenggara dan merupakan teras tertinggi. adapun ukuran teras tersebut adalah panjang sisi barat laut 17,5 meter, sisi timur laut 19 meter, sisi tenggara 16 meter dan sisi barat daya 19 meter. Diduga teras ini dianggap paling suci, tempat upacara-upacara yang paling sakral diadakan, pada bangunan ini ditemukan tumpukan monolit selain tersebut diatas juga ditemukan bangunan berbentuk persegi empat dan terdiri dari ruang kosong yang dibatasi batu-batu tegak yang masing-masing berukuran 3,40 x 3,30 meter ; 2,50 x 2,50 meter ;  dan 3 x 4 meter.

Bangunan punden berundak di Gunung Padang terletak di alam terbuka, dalam penelitian ini dicoba untuk mendata faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan dan pelapukan batuan yang menyusun bangunan punden berundak di situs Gunung Padang, baik faktor alam maupun tumbuhan mikroflora yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada punden berundak tersebut.

Situs megalitik Gunung Padang merupakan peninggalan arkeologi yang terdapat di daerah Zona pegunungan Selatan Pulau Jawa. secara morfologi lokasi situs Gunung Padang terletak di daerah perbukitan yang merupakan pegunungan di Provinsi Jawa Barat. Lokasi situs dan lingkungan sekitarnya merupakan daerah yang sering mengalami longsor. Blok Pegunungan Selatan dimulai dari Formasi Ciletuh yang berciri flysch di bagian bawah, berubah ke fluvial yaitu pasir konglomerat. Diatasnya secara tidak selaras diendapkan formasi jampang yang berumur Miosen awal, berupa breksi vulkanik.

Diatasnya secara tidak selaras ditutupi oleh kelompok Cimandiri diikuti endapan laut dangkal sampai daratan yang dikenal dengan formasi Bintang. Batuan penyusun daerah Jawa Barat secara regional terdiri dari endapan alluvial, endapan vulkanis pleistosen, endapan sedimen pliosen, endapan sedimen miosen, endapan sedimen paleogen, batuan beku (granit, diorit, andesit, basalt, dan lainnya) dan endapan vulkanik kuarter.

Situs Gunung Padang merupakan bentukan wilayah Geologi Cianjur yang terdapat pada relung alam yang luas dan subur yang dibatasi dengan perbukitan, bila ditinjau dari peta Geologi Jawa Madura Lembar Jawa Barat. Daerah situs Gunung padang dan sekitarnya terletak pada gugusan pegunungan selatan yang tersusun oleh sedimen ber fasies vulkanik dan sebagian besar sedimen batu gamping, pada beberapa tempat terdapat instruksi dari batu jenis andesit dan basalt yang mempunyai umur kuarter menembus batuan berumur miosen.

Penutup

Situs megalitik Gunung Padang terletak di selatan Cianjur, secara umum mempunyai persentase kemiringan lereng dan beda tinggi relatif suatu tempat termasuk dalam satuan morfologi bergelombang kuat atau perbukitan yang dicirikan puncak bukit yang banyak. Bahan megalitik pada tinggalan arkeologi di Situs Gunung Padang hampir semuanya berasal dari batuan beku andesit yang mengalami penyingkapan akibat pelapukan dan erosi, bentukan balok-balok tersebut berasal dari batuan beku yang mengalami pelapukan Columnar Jointing sehingga membentuk balok-balok.

Balok-balok tersebut kemudian digunakan bahan dasar untuk pembangunan situs megalitik tersebut, dari pengamatan megaskopis dan mikroskopis diketahui jenis batuan yang terdapat pada situs Gunung padang adalah batuan andesit piroksen. diperkirakan batuan tersebut terbentuk di permukaan bumi.

Source : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI)

Baca Juga Sejarah Punden Berundak Situs Gunung Padang Di Kabupaten Cianjur - Jawa Barat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel