Obat Analgetik Non-Narkotik Dan Mekanisme Kerja Analgetik Non-Narkotik
Sunday, January 06, 2019
Analgetik Non-Narkotik
Analgetik Non-Narkotik sering disebut juga analgetik perifer, karena kerjanya di perifer dan tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat (SSP), tidak menurunkan kesadaran dan tidak mengakibatkan kecanduan atau ketagihan.
Antipiretik
semua analgetik perifer memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam, maka golongan obat ini disebut juga analgetik-antipiretik.
Antiflogistik
kecuali antipirin, parasetamol, fenasitin dan glafenin, semua analgetik perifer juga memiliki efek anti-radang (antiflogistik).
Mekanisme Kerja Analgetik Non-Narkotik
golongan obat analgetik non-narkotik ini bekerja sebagai anti nyeri dengan menghambat kerja enzim oksigenase pada siklum pembentukan Prostagladin sehingga konversi asam arakodinat menjadi Prostagladin terganggu atau terhambat.
prostagladin ini berfungsi sebagai mediator nyeri yang akan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan baik akibat rangsang mekanis ataupun akibat rangsang kimiawi.
efek antipiretik dari golongan obat ini juga diduga berhubungan pula dengan penghambatan pembentukan protagladin, karena peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali dengan pelepasan zat pirogen endogen atau sitokin dimana pelepasan sitokin ini dirangsang oleh prostagladin.
efek antiglogistik dari golongan obat ini di duga erat kaitannya dengan pembentukan zat leukotrin dimana tidak semua analgetik perifer bisa menghambat pembentukan zat tersebut sehingga tidak mempunyai efek anti radang.
Penggolongan Analgetik Perifer
Derivat Salisilat :
- natrium salisilat
- asam salisilat (asetosal)
- salisilamid
Derivat p-aminofenol :
- fenasetin
- parasetamol
Derivat pirazolon :
- antipirin
- aminofenazon
- antalgin
- fenilbutazon
Derivat antranilat :
- glafenin
- asam mefenamat
- asam nifluminat
1 Asam Asetil Salisilat
asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan asetosal memiliki efek analgetik, antipiretik, dan antiflogistik yang kuat, sehingga banyak digunakan dalam pengobatan. asetosal juga mempunyai efek menghambat pembentukan tromboxan dan agregasio trombosit (penggumpalan darah) sehingga sering digunakan untuk mencegah serangan kedua pada pasien infart jantung.
Penggunaan Asam Asetil Salisilat Atau Asetosal
asam asetil salisilat atau asetosal sering digunakan untuk mengobati demam, influenza, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, sakit gigi, dan rematik.
Efek Samping Asam Asetil Salisilat
efek samping yang sering terjadi adalah iritasi mukosa lambung, sehingga menyebabkan borok lambung. untuk mengurangi efek tersebut dapat digunakan bersama antasida. efek samping lainnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan gangguan pernafasan.
Dosis : sehari 3-4 kali @ 500 mg sesudah makan.
2. Salisilamid
salisilamid adalah turunan asam salisilat dengan khasiat analgetiknya lebih lemah dibandingkan dengan asetasol. di dinding usus mengalami penguraian yang cukup besar, sehingga efektivitasnya diragukan, lagipula sering menimbulkan gangguan pencernaan. penggunaan dan efek samping hampir sama dengan asetosal.
Dosis : sehari 4 kali @ 1 gr.
3. Metilsalisilat
metilsalisilat merupakan zat turunan salisilat yang berupa cairan dengan bau yang khas, dapat diperoleh dari daun dan akar tumbuhan (akar wangi) atau dibuat sintetis. khasiatnya sama dengan golongan salisilat lainnya dan pada penggunaan lokal cepat diresorpsi kulit, sehingga banyak digunakan dalam salep atau obat gosok untuk mengurangi nyeri.
4. Fenasetin
fenasetin merupakan derivat asetanilida, berkhasiar analgetik - antipiretik dan tidak mempunyai efek antiimflamasi. dalam hati, obat ini akan dimetabolisme dan dirombak menjadi asetanilida dan parasetamol, dan dikeluarkan melalui urin.
Efek Samping Fenasetin
efek samping yang ditimbulkan oleh fenasetin adalah nyeri kepala, semacam euforia, gangguan darah, dan pada penggunaan lama dapat merusak ginjal bahkan dapat merusak hati.
5. Parasetamol, Asetaminofen
parasetamol adalah metabolit fenasetin dengan khasiat analgetik - antipiretik sama dengan senyawa induknya.
Efek Samping Parasetamol
relatif ringan, khususnya tidak nefrotoksik dan tidak menimbulkan euforia serta ketergantungan psikis. penggunaan sebagai analgetik-antipiretik dengan efek antipiretik lebih dominan.
Dosis : sehari 4 - 6 kali @ 325 - 650 mg.
6. Antalgin, Dipiron, Metampiron
antalgin merupakan analgetik turunan pirazolon dengan khasiat analgetik-antipiretik-anti inflamasi. dalam penggunaannya sering dikombinasikan dengan klordiazepoksida dan diazepam yang berguna memperkuat efeknya.
Efek Samping Antalgin, Dipiron, Metampiron
efek samping dari obat-obat tersebut adalah yang terpenting agranulositosis, anemia aplastik, dan trombositopenia.
Penggunaan Antalgin, Dipiron dan Metampiron
Antalgin-antiimflamasi, karena efek antipiretiknya lebih lemah dibandingkan parasetamol.
Dosis : sehari 3 kali @ 500 - 1000 mg.
7. Fenilbutazon
fenilbutazon merupakan derivat pirazolon yang mempunyai efek antiradang lebih kuat dibandingkan antalgin
Penggunaan Fenilbutazon
fenilbutazon digunakan untuk mengobati penyakit pirai (gout) akut, artritis reumatoid dan gangguan sendi lainnya.
Dosis :
pirai (gout) : sehari 3-4 kali @ 200 mg.
Rematik : sehari 3-4 kali @ 100 mg.
8. Asam Mefenamat
asam mefenamat merupakan derivat antranilat dengan efek analgetik-antipiretik dan antiimflamasi yang cukup baik.
Efek Samping Asam Mefenamat
efek samping yang sering terjadi adalah gangguan lambung-usus (dispesia, diare), reaksi kulit (eritema) dan bronkokontriksi.
Dosis : sehari 2-3 kali @250 - 500 mg.
9. Diklofenak
diklofenak merupakan derivat fenilasetat dengan efek analetik-antiflogistik paling kuat.
Na-diklofenak : analgetik dan antiflogistik
K-Diklopenak : analgetik dan antiimflamasi
Dosis : sehari 2 - 3 kali @ 25 -50 mg.
10. Ibuprofen
ibuprofen termasuk NSID dengan daya anti radang sedang, begitupun efek analgetiknya. resorbsinya dari usus baik dengan efek cepat, dalam 1-2 jam terserap 99%. ibuprofen dapat ditelan pada saat perut kosong untuk memperoleh efek yang cepat.
Derivat ibuprofen adalah : ketoprofen, flurbiprofen, indoprofen, asam tioprofenat.
Dosis : sehari 3 - 4 kali @ 400 mg.
11. Piroxikam
piroxikam mempunyai efek anti radang, analgetik dan antipiretik yang kuat dan dapat digunakan untuk serangan encok. efek sampingnya umum yaitu gangguan lambung-usus.
Dosis : sehari 2 kali @10-20 mg.