Perkembangan Janin Usia Kehamilan 22 Minggu

klinikabar.com, Perkembangan Janin Usia Kehamilan 22 Minggu - Di usia kehamilan minggu ke-22 perkembangan janin sudah bisa bergerak menutup dan membuka kelopak matanya, Dengan berat mencapai taksiran 400-500 gram dan panjang sekitar 19 cm, si ibu sudah kian mampu beradaptasi dengan kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga pupus. Tidak heran bila calon ibu sangat menikmati kehamilannya karena keluhan mual dan keluhan muntah sudah berlalu, dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu hingga mesti berhati-hati agar tidak terjadi pertambahan berat badan yang berlebihan.

Janin Usia Kehamilan 22 Minggu


Gambar Perkembangan Janin Usia Kehamilan 22 Minggu


Ciri khas dari usia kehamilan 22 minggu ini adalah produksinya substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh bayi yang disebut vernix caseosa. Hasil sekresi kelenjar-kelanjar yang berbeda di luar kulit ini fungsinya untuk melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir. Di usia kehamilan 22 minggu pula, kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan refleks menutup dan membuka.

Jantung janin yang sudah terbentuk di minggu ke-5 kehamilan pun mengalami modifikasi sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya yaitu memompa darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia.

Membaca Infeksi Melalui Keputihan Di Usia Kehamilan 22 Minggu

Kalau di minggu-minggu dalam trimester kedua, ibu mengeluh keputihan yang menimbulkan gatal, bau, apalagi dalam jumlah yang banyak, harus dicurigai adanya infeksi jamur atau gangguan lain. Berdasarkan keluhan atau indikasi tadi, pemeriksaan dalam akan dilakukan untuk menilai seberapa banyak lendir keputihan berada di jalan lahir. Sekaligus memastikan apakah keputihan tersebut fisiologis atau patologis yang perwujudannya mirip susu basi. Sedangkan gatal atau tidaknya tidak bisa dijadikan patokan karena bisa saja infeksi yang ada tidak menimbulkan gatal sebagai gejala.

Sekitar 80 persen kelahiran prematur ternyata akar permasalahannya bersumber dari adanya infeksi di dalam vagina yang antara lain termanifestasi lewat keluhan keputihan tadi. Jadi, jangan pernah menganggap sepele keluhan keputihan yang satu ini. Keputihan pada kehamilan bukanlah sesuatu yang normal. Segera periksakan diri agar memperoleh pengobatan tuntas, sebab bila tidak segera diobati atau didiamkan saja, infeksi tersebut antara lain akan meningkatkan produksi prostaglandin di leher rahim. Padahal peningkatan produksi prostaglandin inilah yang lebih lanjut akan menyebabkan pelunakan pada leher rahim dan kontraksi sebelum waktunya.

Gangguan Anemia Pada Ibu Hamil Di Usia Kehamilan 22 Minggu

Secara umum, anemia dalam kehamilan dibagi menjadi 4 jenis, yaitu anemia defisiensi besi, megaloblastik, hipoplastik, dan hemolitik. Yang paling banyak diderita oleh wanita hamil adalah anemia defisiensi besi akibat kekurangan zat besi karena minimnya asupan unsur besi dari makanan ke tubuh. Bisa jadi makanan yang dikonsumsi memang kurang unsur saz besinya atau karena adanya gangguan pencernaan, hingga tidak bisa diserap tubuh.

Padahal, selama kehamilan kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah si ibu. Volume darah pun meningkat, hingga jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah juga meningkat.

Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb atau hemoglobin darahnya rendah. Hb ini merupakan bagian terpenting sebagai penyusun sela darah merah yang berfungsi mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh sel-sel tubuh, termasuk janin.

Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dikatakan anemia jika kadar Hb nya lebih rendah dari 12 gr/dl pada wanita dewasa. Untuk mencegah anemia pada ibu hamil, dianjurkan makan makanan yang kaya akan zat besi. Biasanya dokter akan memberi resep tambahan zat besi. Bila kekurangan zat besinya ringan, mungkin tidak memunculkan gejala apapun. Lain hal ketika sel darah merah pembawa oksigen makin berkurang, ibu hamil akan menunjukkan gejala pucat, letih, lemah, berdebar, sesak napas, dan gampang pingsan. Kerja jantung pun meningkat sehingga denyutnya menjadi cepat.

Namun, tidak sedikit anemia muncul karena kehamilan itu sendiri akibat terjadinya perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Selama kehamilan ibu akan mengalami hidremia atau hipervolemia, yaitu jumlah darah bertambah banyak, namun pertambahan sel-sel darah ini kurang dibandingkan dengan plasma darah. Perbandingannya, sel darah bertambah 18 persen, plasma 30 persen, sedangkan hemoglobin sekitar 19 persen. Akibatnya, terjadi pengenceran darah yang juga mengakibatkan viskositas (kekentalan) darah berkurang.

Penutup

Untuk menanggulangi gangguan anemia saat kehamilan menginjak 22 minggu, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti daging merah, hati, telur, roti, seral, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Agar mudah diserap dengan baik oleh tubuh, sebaiknya juga dikonsumsi bersamaan dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C karena ia mampu membantu penyerapan zat besi, agar perkembangan janin di usia kehamilan 22 minggu ini selalu sehat dan kuat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel