Penatalaksanaan Fraktur Femur

Penatalaksanaan Fraktur Femur - Pada prinsipnya fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi penderita fraktur femur. Adapun penatalaksaan itu meliputi reduksi fraktur, imobilisasi fraktur, faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur, faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur, dan tahapan-tahapan penyembuhan fraktur.

Penatalaksanaan Terapi Fraktur Femur

Bagaimana cara penanganan fraktur sehingga pasien dapat kembali pulih dan sehat serta dapat beraktivitas kembali. Anda dapat menyimak artikel tentang penatalaksanaan fraktur femur berikut ini.


Gambar Penatalaksanaan Fraktur Femur


Reduksi Fraktur

Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode dalam reduksi adalah reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang masing-masing dipilih tergantung dari sifat fraktur.
a. Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah penyusunan kembali secara manual dari fragmen-fragmen tulang terhdapa posisi anatomi sebelumnya.

b. Penurunana terbuka merupakan perbaikan tulang terusan penjajaran insisi pembedahan, seringkali memasukkan interval viksasi terhadap fraktur dengan kawat, sekrup peniti plates batang intramedulasi, dan paku. Tipe lokasi fraktur tergantung umur klien.

Traksi dapat juga digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Penentuan beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Adapun peralatan traksi adalah sebagai berikut :
1. Traksi Kulit
Traksi kulit biasanya dilakukan untuk pengobatan jangka pendek. Dipasang pada sistem skeletal untuk striktur yang lain, misalnya : otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 mibggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

2. Traksi Skeletal
Traksi skeletal merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang atau jaringan metal.

3. Traksi Ekstension (Buck's Extention)
Traksi ekstension atau buck extention adalah lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

4. Traksi Russell's
Traksi russell's digunakan untuk frakstur batang femur. terkadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horizontal pada tibia atau fibula.

5. Traksi Khusus Untuk Anak-anak
cara traksi khusus untuk anak-anak adalah : penderita tidur terentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang steples pada sistem pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau pearson attachement. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat ilatih secara aktif.

Imobilisasi Fraktur

Setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal atau internal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips atau fiksator ekternal. Fiksasi internal dapat dilakukan implan logam yang berperan sebagai bdai interna untuk mengimobilisasi fraktur. Pada fraktur femur imobilisasi dibutuhjan sesuai lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10-12 minggu, batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 mingu.

Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Fraktur

Ada  7 faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan fraktur, yaitu sebagai berikut :
  1. Imobilisasi fragmen tulang
  2. Kontak fragmen tulang minimal
  3. Asupan darah yang memadai
  4. Nutrisi yang baik
  5. Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang
  6. Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.
  7. Potensial listrik pada patahan tulang.


Tahapan-tahapan penyembuhan tulang menurut Smeltzer dan Bare adalah sebagai berikut :

a. Inflamasi
Dengan adanya patah tulang, tubuh mengalami respon yang sama dengan bila ada cedera di lain tempat dalam tubuh. Terjadi pendarahan dalam jaringan yang cidera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya  pasokan darah. Tempat cidera akan diinvasi oleh makrofag, yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.

b. Proliferasi Sel
Kurang dari 5 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuknya benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan steoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endostel dan periostum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikan fibrus dan tulang rawan tersebut dirangsang leh gerakan mikro pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus.

c. Pembentukan Kalus
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi yang alin sampai celah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulag rawan sampai tulang serat imatur. Bentuk kalus dan volume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan denan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Agar fragmen tulang rawan atau jaringan fibrus diperlukan waktu 3 sampai 4 minggu. Secara klinis, fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.

d. Osifikasi
Pembentukan kalus mulai mengalami penurunan dalam 2 sampai 3 mingu patah tulang melalui proses penulangan endokondrial. Mineral terus menerus di timbun sampai tulang benar-benar telah bersatu keras. Pada patah tulang panjang orang dewasa, penulangan memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan.

e. Remodeling
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remdeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tergantung beratnya tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus, stress fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak khususnya pada titik kontak langsung.


Kesimpulan

Itulah bahasan tentang penatalaksanaan fraktur femur, penyembuhan fraktur tulang tentunya ada yang berlangsung cepat, adapula yang berlangsung lambat, bahkan adapula yang tidak tercapai penyembuhannya. Penyembuhan fraktur pada tulang tergantung pada usia tumbuh kembang, asupan nutrisi, terapi dan faktor lainnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel