Perkembangan Janin Di Minggu Ke-1 Kehamilan

klinikabar.com, Perkembangan Janin Di Minggu Ke- 1 Kehamilan - Pada minggu ke-1 kehamilan, di minggu ini,- Pertemuan sel sperma dan sel telur merupakan tonggak terbentuknya manusia baru. Inilah masa-masa perkembangan awal sejak pembuahan sampai terjadinya implantasi. Pembuahan terjadi ketika satu dari 200-300 juta spermatozoa yang dipancarkan ke vagina saat terjadi persetubuhan, berhasil menembus kulit sel telur yang disebut zona pelusida. Yaitu glikoprotein yang menjadi semacam perisai disekeliling sel telur, bertugas mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma.

Perkembangan Janin Di Minggu Pertama Kehamilan


Gambar Perkembangan Janin Di Minggu Ke-1 Kehamilan


Pada Usia kehamilan satu minggu, rombongan sperma tadi bergerak cepat menuju rahim dan selanjutnya masuk ke saluran telur. Pergerakan itu sendiri terjadi oleh kemampuan sel sperma untuk berenang, terutama berkat dorongan ekornya, selain dibantu oleh kontraksi otot-otot rahim dan saluran telur. Namun jumlah ratusan juta sel sperma tadi menyusut menjadi hanya 300-500, hingga akhirnya hanya satu sel terbaik yang berhasil menembus dinding sel telur.

Begitu sperma memasuki sel telur, ekor sel sperma tersangkut dan terlepas di luar, hingga hanya kepala sel sperma yang dapat bergerak di dalam sel telur. Sel telur yang telah dibuahi ini akan melepaskan zat PAF (Platelet Activating Factor) yang membuat inti sel telur dan inti sel sperma menjalani fase sintesis DNA.

Penyatuan inti sel telur dan inti sel sperma inilah yang menjadi tonggak pertama pembentukan manusia baru. Sekaligus memungkinkan kromosom-kromosom dari masing-masing inti sel melebur dan memadukan semua gen, ciri fisik, sifat, dan temperamen dari ayah dan ibu pada anak mereka kelak.

Proses Pembentukan Organ Tubuh

Dalam kurun waktu 3 hari, hasil konsepsi ini berada di ampula tuba Fallopi, yaitu bagian terluas pada saluran telur yang terletak dekat dengan ujung akhir saluran telur. Sel telur yang telah dibuahi itu kemudian membelah diri menjadi dua sel kembar. Selanjutnya, membelah diri lagi sesuai angka kelipatan menjadi 4, 8, 16, 32 hingga akhirnya mencapai 64 sel yang menyerupai rentetan buah anggur yang disebut Morula.

Di saat yang sama, hasil konsepsi tersebut melanjutkan perjalanannya menuju isthmus tuba (bagian saluran telur paling sempit yang memanjang dan menciut antara pangkal saluran telur dan bagian pojok rahim atau kornu uteri).

Dibantu hormon yang dihasilkan rahim, morula akhirnya memasuki rongga rahim. Sel telur yang telah dibuahi dan kini bernama blastosis ini kemudian memantapkan pendaratan atau implantasinya pada desidua basalis (selaput lendir atau endometrium di dalam dinding rahim yang telah berubah sedemikian rupa hingga siap sebagai tempat embrio menanamkan diri).

Dua hari sesudah membenamkan diri, blastomer atau sel-sel turunan blastosis akan memisahkan diri menjadi sel-sel embrioblas yang letaknya di sebelah dalam dan sel trofoblas yang berada di luar mengelilinginya. Sel-sel disebelah dalam inilah yang akan berkembang menjadi embrio. 

Sementara sebagian besar diantara sel-sel trofoblas dengan segera akan mati, hingga yang tersisa hanya sebagian kecil yang tertanam kuat di dinding rahim. Bagian inilah yang kemudian membentuk ari-ari atau plasenta, tempat janin mendapatkan suplai makanan dari ibunya.

Dengan terus membelah diri sesuai pola deret ukur, sel-sel embrio menyusun diri membentuk tiga lapisan sel. Sel-sel paling luar disebut ektoderm, yang tengah mesoderm, dan lapisan terdalam disebut endoderm. Ketiga kelompok sel inilah yang akan membentuk seluruh tubuh embrio beserta organ pelengkapnya. 

Sel-sel pada setiap lapisan akan membelah dan mengkhususkan diri serta mengelompok guna membentuk berbagai macam organ tubuh. Kulit, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kuku, dan seluruh sistem saraf, Contohnya, merupakan sebagian organ tubuh yang dibentuk dari lapisan ektoderm.

Sementara dari lapisan mesoderm diantaranya dibentuk tulang, otot, pembuluh darah, jantung dan paru-paru. Sedangkan dari lapisan endoderm kelak akan dibentuk antara lain kandung kemih, hati dan pankreas.

Kehamilan Ektopik

Tidak jarang, tempat implantasi ditemukan diluar rongga uterus. Akibatnya, kehamilan ektopik. Umumnya kehamilan ektopik ini berakhir dengan kematian embrio akibat terlepasnya embrio dari tempat implantasinya dan atau akibat robeknya saluran telur, kondisi ini menyebabkan perdarahan serta nyeri perut akibat rangsangan darah pada dinding perut yang menyebabkan perdarahan serta nyeri abdomen yang berat pada ibu.

Faktor Penentu Jenis Kelamin

Faktor penentu jenis kelamin anak ditentukan pada saat pembuahan terjadi. Yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah sperma ayah. Maksudnya, sperma ayah inilah yang akan menentukan apakah anaknya menjadi laki-laki atau perempuan.

Karena laki-laki memiliki dua kromosom kelamin yang berbeda, yaitu kromosom XY. Sedangkan wanita memiliki dua kromosom yang sama yaitu kromosom XX. Karena itulah laki-laki memiliki sperma-sperma X dan sperma-sperma Y, dengan jumlah yang sama. Sedangkan semua sel telur wanita hanya mengandung kromosom-kromosom X. Dengan begitu, jika sperma X membuahi sel telur wanita, maka bayi perempuan (XX) yang diperoleh. Sedangkan jika sel telur dibuahi oleh sperma Y, maka bayi laki-laki (XY) yang diperoleh.

Baca Juga 10 Hal Yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel