Situs Batu Tulis Atau Batu Bergores Citapen Kabupaten Ciamis Jawa Barat

klinikabar.com, Situs Batu Tulis Atau Batu Bergores Citapen Kabupaten Ciamis Jawa Barat - Perubahan-perubahan muka air laut selama zaman es , yang berlangsung anatar 2 juta tahun hingga 11.000 tahun yang lalu sangat mempengaruhi bentuk kepulauan di Indonesia, khususnya yang berada di bagian barat. Dalam kurun waktu lebih dari satu juta tahun terakhir, permukaan air laut di bagian barat Indonesia telah mengalami lebih dari sepulh kali pendangkalan yang mencapai 80 meter.

Laut Jawa seperti juga laut Cina Selatan, sebgian menjadi surut dan mengakibatkan terbentuknya jembatan daratan yang luas dan paparan Sunda yang menghubungkan pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan dengan Benua Asia. Pada peta lautan dapat dilihat adanya bekas aliran sungai yang pada waktu zaman es mengalir di atas jembatan daratan Asia menyebar ke pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Situs Batu Tulis Atau Batu Bergores Citapen Ciamis

Proses migrasi yang dilakukan oleh manusia dan binatang tidak selalu meniggalkan jasadnya dalam bentuk fosil, tetapi bisa juga berupa jejak-jejak seperti keadaan lingkungan alam purba yang memungkinkan mereka hidup atau dapat juga berupa artefak batu atau batu bergores yang mana orangs ering menyebutnya situs batu tulis yang orang purba dulu tinggalkan.

Di Jawa Barat peninggalan budaya pada masa prasejarah berawal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, kemudian masa bercocok tanam dan yang terakhir masa perundagian. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan di daerah Rancah dan Tambaksari yang secara geologis termasuk dalam cekungan Cijulang terdapat jejak-jejaknya berupa fosil gigi manusia purba, fosil binatang dan artefak.


Pada masa berikutnya yaitu pada masa bercocok tanam, pada waktu kehidupan telah mengalami keadaan surplus pangan, sehingga kemungkinan manusia dapat hidup lebih tenang di dalam goa-goa. Ketika itu manusia mulai menggunakan akal seninya melalui lukisan dinding yang dikenal dengan sebutan rock art. Di Citapen, kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, pada tahun 1998 telah ditemukan untuk pertama kalinya oleh tim dari Balai Arkeologi Bandung suatu lukisan berupa goresan-goresan dinding pada batu tebing dari batuan breksi volkanik.

Tempat Tinggal Manusia Prasejarah Di Citapen Kabupaten Ciamis

Posisi batuan yang menjadi tempat tinggal atau hunian manusia prasejarah di situs ini tidak merupakan sebuah goa, namun suatu bongkahan batuan yang menggantung dan bisa disebut sebagai rock shelter. Bentuk seperti ini banyak ditemukan perbukitan gunung Sewu di Pacitan dan Wonosari serta di pulau-pulau Indonesia bagian timur seperti di daerah Muna, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan serta di Kepulauan Maluku dan Irian. Peninggalan baru tulis atau batu bergores seperti yag terdapat di situs Citapen juga pernah ditemukan di bagian barat daya pulau Seram yaitu pada dinding karang diatas sungai Toala.


Tujuan Penelitian Batu Tulis Di Citapen Ciamis

Penelitian yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dari lukisan dinding tersebut secara keselruhan. Karena ketika penelitian tahun 1998 berlangsung, goresan-goresan yang terlihat hanya bagian atasnya saja, sedangkan bagian bawahnya belum terlihat. Oleh karena itu pada penelitian kali ini untuk mengetahui lebih jauh tentang bentuk dari lukisan dinding tersebut melalui evakuasi situs batu tulis.


Hasil Penelitian Di Situs Batu Tulis Citapen Ciamis

Hasil penelitian menurut Geografi dan Geomorfologi - Berdasarkan geografi, batu lutis atau batu bergores terletak di dusun Ciatpen Pasir, Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Desa Sukajaya sendiri mempunyai luas sebesar 545.884 hektar. Desa Sukajaya ini secara administrasi berbatasan dengan Kabupaten Kuningan disebelah utara. Disebelah timur berbatasan dengan Desa Dadiharja, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukaharja, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tigaherang. Desa Sukajaya terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Citapen Pasir, Dusun Citapen Landeuh, Dusun Jamburesi dan Dusun Bentuk.

Dari sisi geomorfologi, bentang alam daerah Citapen secara umum merupakan bentang alam perbukitan bergelombang. Batuan penyusun bentang alam ini adalah brekasi gunung api andesit dari formasi Kumbang yang berumur Pliosen Bawah. Dari peta topografi terlihat bahwa bentang alam tersebut mempunyai ketinggian antara 300 meter hinga 600 meter diatas permukaan laut. Beberapa puncak bukit yang dapat dicatat adalah Gunung Sangkur (552 meter), Pasir Ciwera, Pasir Bentang, Pasir Bagawad, Pasir Bungbulang, Pasir Krdung, Pasir Kalibodas, Pasir Kawilarang, Pasir Kiarapayung, Pasir Landak, Gunung Lambur, Pasir Pangangonan, Gunung Ciuyah, Pasir Cihalang, Pasir Kamarang, Pasir Cikopeng, Pasir Bolang. Pasir Pulasari, Pasir Cileungsir, Pasir Wangun, Pasir Gede, Pasir Peuteuy, Pasir Kubang, dan Pasir Heulang.

Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini adalah Cijulang, sebagai sungai induk dengan anak-anak sungainya yaitu Cigintung, Cipinang, Ciputai, Cirangganis, Ciperungan, Cijangkar, Cibaregbeg, Cigunung, Cicacaban, dan Cigede serta sungai-sungai kecil lainnya. Dari peta topografi terlihat pola aliran sungai yang berkembang pada wilayah ini umumnya memperlihatkan bentuk dendritik yang diperlihatkan oleh anak-anak sungai Cijulang yang berpenampang "V", sedangkan sungai Cijulang sendiri berpola aliran paralel dengan penampang "U".

Deskripsi Objek Situs Batu Tulis Atau Batu Bergaris Citapen

Situs batu bertulis atau batu bergores, secara adminstratif terdapat di Dusun Citepen Pasir dan berada pada suatu dinding tebing baratlaut Gunung Sangkur serta di sebelah utara jalan desa dan berjarak sekitar 200 meter. Jalan tersebut berada di puncak tebing, sehinga untuk menuju lokasi harus melalui jalan setapak yang menurun. Objek yang dituju adalah goresan yang dipahatkan pada dinding tebing. Secara geologis tebing tersebut merupakan batuan breksi gunung api andesit dari formasi Kumbang yang berumur Pliosen Bawah. Disebelah utara tebing terdapat aliran sungai Cijulang. Jarak lurus antara sungai Cijulang dengan tebing tersebut sekitar 700 meter.

Goresan-goresan yang diebut Batu Tulis berada pada ketinggian sekitar 100 meter dari dasar tebing. Tempat objek berada terdapat teras dengan luas sekitar 16 meter persegi. Teras tersebut terbentuk karena adanya longsoran tanah dari puncak tebing yang tertahan. Menurut keterangan masyarakat setempat, teras tersebut terus bertambah. Disekitar tahun 50-an orang-orang yang ingin melihat tulisan di batu tersebut harus menggunakan tangga. Goresan atau tulisan pada batu tersebut tidak dapat terlihat dari dasar teras. Karena longsoran tanah terus bertambah maka gambar atau goresan yang tampak sekarang hanya sebagian, sebagiannya lagi sudah tertimbun tanah. Menurut keterangan, goresan-goresan yang tertimbun tanah menggambarkan semacam binatang, telapak tangan dan kaki manusia serta tulisan huruf Jawa Kuna dan Sunda Kuna.

Situs batu tulis atau batu bergores ini pertama di deskripsikan oleh Nanang Saptono dan Agus (1998). Ketika dilakukan survei, goresan yang nampak berukuran 1,5 x 4 meter. Goresan terbagi menjadi dua kelompo, yaitu yang sebelah kiri disebut Kelompok I, dan yang berada disebelah kanan disebut kelompok II. Goresan kelompok I terdiri dari beberapa garis vertikal. Garis-garis tersebut sepertinya terdiri dari 3 garis, 5 garis dan 7 garis. Pada bagian atas kelompok I terdapat goresan menyerupai gambar binatang melata. Hal ini ditandai dengan bentuk bulatan dibagian atas yang sepertinya menggambarkan kepala. Dibagian bawah bulatan bersambungan dengan garis-garis melengkung yang menggambarkan badan serta garis memanjang yang menggambarkan ekor. Dibagian bawah goresan ini terdapat semacam bulatan telapak tangan. Namun bila disebut telapak tangan tidak tepat, karena bagian yang menggambarkan jari hanya pendek-pendek walaupun jumlahnya lima. Disekitar bentuk-bentuk itu terdapat beberapa garis yang tidak beraturan. Kedalaman goresan-goresan tersebut sekitar 1 sentimeter dengan lebar 2 hingga 4 milimeter.

Gambar Situs Batu Tulis Atau Batu Bergores Citapen Kabupaten Ciamis Jawa Barat
Goresan pada Situs Batu Tulis Di Citapen Pasir, Sukajaya, Rajadesa pada tahaun 1988


Goresan Kelompok II, terdiri dari beberapa kumpulan garis-garis vertikal. Pada kelompok ini kumpulan garis vertikal terdapat lengkung. Secara sepintas goresan-goresan ini memang menyerupai gambar telapak tangan. Garis lengkung menggambarkan semacam daun berbentuk runcing memanjang. Selain bentuk-bentuk itu juga terdapat goresan-goresan yang tidak beraturan.

Evakuasi yang dilakukan pada tahun 2002 adalah menggali sedalam 60 cm pada kelompok I dihitung dari batas permukaan tanah tahun 1998, dimana diperoleh goresan-goresan baru. Pada kelompok ini dijumpai banyak goresan vertikal, miring dan melengkung. Diantara goresan melengkung ada yang menggambarkan suatu bentuk menyerupai manusia dan monyet. Yaitu dibagian tengah dan kiri. Goresan-goresan vertikal dan miring umumnya tidak beraturan dan tidak menggambarkan suatu bentuk. Beberapa goresan dapat diinterpretasikan sebagai bentuk urat-urat daun juga binatang melata.

Selanjutnya evakuasi pada kelompok II dilakukan sedalam 82 sentimeter, dimana diperoleh jugagoresan-goresan baru. Pada kelompok ini ditemukan goresan-goresan vertikal. Disebelah kanan dinding penggalian terdapat goresan yang menggambarkan telapak tangan sebanyak dua buah. Paling kanan menggambarkan telapak tangan kanan dan di kiri bawah menunjukkan telapak tangan kiri. Sedangkan yang ada dibagian tengah tidak begitu jelas karean jumlah jari-jarinya hanya ada empat. Goresan-goresan lain yang ada di bagian kri dari kelompok II ini tidak jelas bentuknya dan sedikit tidak beraturan. Namun jika dilihat dari arahnya, gambar ini menuju pada bentuk binatang melata atau urat-urat dedaunan.


Gambar Situs Batu Tulis Atau Batu Bergores Citapen Kabupaten Ciamis Jawa Barat
Goresan-goresan pada dinding breksi vulkanik di Situs Batu Tulis Citapen, Rajabasa, Ciamis tahun 2002


Deskripsi Vegetasi Situs Batu Tulis Citapen Ciamis

Penelitian batu tulis atau batu bergores tidak hanya dilakukan pada sisi objeknya saja, namun dilakukan penelitian tentang tanaman yang ada disekitar situs, Vegetasi yang tumbuh di daerah sekitar batu bergores umumnya dari jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi. Jenis vegetasi yang dideskripsikan oleh Dra. Desril Riva Shanti, antara lain :
Albizzia Chinensis (Jeungjing/sengon)
Bambusa vulgaris (Bambu)
Coffea arabica (Kopi)
Ficus sp (Beringin)
Piper nigrum (Merica)
Switenia Mahagoni ( Mahoni)
Vanilia sp (Vanili)
Theobrama cocoa (Coklat)

Diantara tanaman tersebut diatas terdapat tanaman sayuran yang ditanam di halaman penduduk, jenis-jenis tanamannya yaitu :
Allium fistulosum (Bawang Daun)
Amaranthus spinosus ( Bayam)
Carica papaya ( Pepaya)
Capsicum annuum (Cabe)
Capsicum frustescens (Cengek atau Cabe Rawit)
Erechthiter valerianifolia (Seledri)
Eugenia aquea ( Jambu Air)
Manihot esculeta (Singkong)
Momordica charantia ( Paria)
Musa paradisiacal (Pisang)
Psidium guajava (Jambu batu)
Solanum lycopersicum (Tomat)

Kesimpulan

Kegiatan penelitian batu tulis atau batu bergores di situs Citapen telah dilakukan dalam bentuk penggalian sedalam anatara 60 cm pada Kelompok I dan 82 cm pada Kelompok II. Secara geomorfologis daerah Citapen merupakan daerah perbukitan bergelombang, yang batuannya tersusun dari batuan breksi vulkanik andesitik dan termasuk ke dalam formasi Kumbang yang berumur Pliosen Bawah. Sungai yang mengalir di daerah Citapen ini adalah sungai Cijulang dengan beberapa anak sungainya dan mempunyai pola aliran paralel dengan penampang "U", sedangkan anak-anak sungai lainnya berpola dendritik dengan penampang "V".

Dari hasil penggalian pada tahun 2002, diperoleh suatu gambaran yang cukup signifikan setelah digabungkan dengan hasil penelitian tahun 1998. Pada goresan-goresan kelompok I terlihat gambaran yang ebh luas, seperti : selain garis-garis yeng membentuk binatang melata maupun telapak tangan, maka sekarang bentuk-bentuk itu lebih dipertegas lagi dengan bentuk manusia atau monyet? Serta urat-urat daun dan binatang melata. Pada Kelompok II bentuk-bentuk telapak tangan yang sudah diobservasi pada penelitian tahn 1998, sekarang ditambah lagi dengan gambar telapak tangan kanan satu buah disebelah kanan dan gambar telapak tangan kiri dibagian bawahnya serta bentuk-bentuk urat daun.

Di Indonesia bentuk-bentuk seni lukis biasanya ditemukan dalam bentuk cap tangan atau binatang sebagai hasil buruan dan umumnya berwarna merah. Seni lukis adalah suatu hasil budaya, yang baru dicapai pada masa berburu tingkat lanjut dan ditemukan di Daerah Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya. Seni lukis berupa goresan-goresan seperti yang ditemukan oleh Roder (1959), di bagian baratdaya pulau Seram yaitu pada dinding karang diatas sungai Toala. Goresan-goresan ini menggambarkan biantang seperti Rusa, manusia, burung, perahu, lambang matahari dan mata. Sedangkan goresan-goresan yang terdapat pada bebatuan lepas ditemukan di daerah Wana, Lampung Tengah yang umumnya menggambarkan lambang matahari.

Dari hasil penelitian terdahulu sangat suliy mengetahui mana yang lebih dahulu antara seni lukis berupa batu tulis atau batu bergores atau batu cap. Demikian juga dari segi usia, penulis membuat asumsi bahwa ada kemungkinan termasuk kedalam zaman Parsejarah yaitu masa berburu tingkat lanjut.

Keterangan penduduk yang menyatakan bahwa terdapat tulisan Jawa Kuno maupun Sunda Kuno ternyata tidak ditemukan bahkan salah interpretasi. Ada kemungkinan tulisan-tulisan tersebut hanya bersifat perkiraan. Hingga saat ini tulisan Sunda Kuno di Kabupaten Ciamis hanya terdapat di Astana Gede, Kawali. Tulisan-tulisan tersebut umumnya tertera pada sebongkah batuan beku andesit dimana kedua permukaannya berbentuk pipih. Sangat jarang tulisan-tulisan kuno tergores di suatu tebing batu seperti di situs Citapen.

Sebagai rekomendasi dari hasil penelitian adalah situs batu tulis atau batu gores Citapen dapat dijadikan tempat tujuan wisata budaya seperti salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat melalui kegiatan berjualan atau pemandu wisata. Akan tetapi infrastruktur berupa perbaikan jalan harus diperhitungkan sehingga kegiatan wisata budaya akan semakin berkembang dan maju seperti di tempat wisata situs-situs purbakala lainnya yang ada di Indonesia. Itulah artikel tentang Situs Batu Tulis Atau Batu Bergaris Di Citapen Kabupaten Ciamis Jawa Barat.


Source : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel