Anatomi Fisiologi Sistem Fungsional Sel

klinikabar.com, Anatomi Fisiologi Sistem Fungsional Sel - Bila sel dalam keadaan hidup, sel harus mendapatkan zat gizi dan zat lainnya dari cairan di sekitarnya. zat-zat yang dapat lewat membran sel melalui 3 jalan yaitu difusi, transfor dan endositosis.

Anatomi Fisiologi Sistem Fungsional Sel 

Untuk mengetahui Zat yang melewati membran sel adalah sebagai berikut : 
1. Difusi melalui pori-pori membran atau melalui matrik membran itu sendiri.
2. Transpor Aktif melalui membran, suatu mekanisme tempat sistem enzim dan zat pembawa khusus zat-zat dalam membran.
3. Endositosis suatu mekanisme membran menelan cairan ekstrasel dan isinya, transpor zat-zat melalui membran merupakan fungsi khusus sel, endositosis merupakan fungsi sel khusus sel.


Gambar Anatomi Fisiologi Sistem Fungsional Sel


Endositosis Fungsi Sel Khusus Sel

Fagositosis

Fagositosis adalah penelan partikel besar oleh sel seperti bakteri, sel-sel lain dan partikel degenerasi jaringan. fagositosis terjadi bila objek tertentu yang kontak dengan membran sel yang mempunyai muatan negatif maka akan ditolak karena dalam keadaan normal endositosis bermuatan negatif. sedangkan bila bermuatan positif akan sangat rentan terhadap fagositosis, dan akan melekat pada antibodi, oleh karena itu difagositosis.

Pinositosis

Pinositosis adalah pengambilan tetesan cairan oleh sel yang terjadi akibat respons terhadap zat tertentu yang bersentuhan dengan membran sel. dua zat yang paling penting dalam hal ini adalah protein dan larutan elektrolit kuat, ini merupakan suatu cara protein dapat melalui membran sel.

A. Organ Pencernaan Sel (lisosom)
Setelah fagositik dan pinositik terbentuk dalam sel, satu atau lisosom, melekat pada vesikel tempat hidrolase mulai menghidrolisis protein, glikogen, lipid, asam nukleat mukopolisakarida dan zat lain dalam vesikel.

Hasil pencernaan adalah molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, asam lemak dan fosfat dapat berdifusi melalui membran vesikel ke dalam sitoplasma. yang tersisa dalam vesikel digestif dinamakan badan residual, merupakan zat yang tidak dapat dicerna. Zat ini akhirnya diekskresikan melalui membran sel melalui proses eksositosis.

Sering jaringan tubuh mengalami regresi (kemunduran dalam perkembangan) ukurannya semakin kecil. misalnya, pengecilan uterus setelah melahirkan, otot selama tidak aktif, dan kelenjar susu pada akhir masa laktasi. kurangnya aktivitas pada jaringan menyebabkan menurunnya aktivitas lisosom.

Peranan lisosom khususnya adalah membuang sel-sel yang rusak dari jaringan misalnya karena panas, dingin, trauma, zat kimia dan faktor lain. Kerusakan sel menyebabkan lisosom pecah dan hidrolase yang dikeluarkan dan mencerna zat-zat organik di sekitarnya. Bila kerusakan ringan, hanya sebagian sel yang dibuang diikuti dengan perbaikan sel. Jika kerusakan sel berat, maka seluruh sel akan dicerna dan ini dinamakan autolisis.

Eksositosis adalah protein yang disekresi oleh sel dibungkus oleh granula, bergerak dari retikulum endoplasma menuju kompleks golgi. Membran ini bergerak sepanjang mikrotubulus ke membran sel, kemudian bersatu dan pecah, isi granula keluar sel dan membran sel utuh kembali. Proses ini dinamakan eksositosis.

Endositosis adalah kebalikan dari eksositosis, salah satu bentuk endositosis adalah fagositosis (sel makan) dan pinositosis (sel Minum) pengembalian tetesan cairan oleh sel ketika bakteri (jaringan mati) zat kecil lain yang dapat dilihat di bawah mikroskop ditelan oleh sel.

Zat yang berhubungan dengan membran sel mengakibatkan membran sel mengalami invaginasi (masuknya suatu lipatan ke bagian lain) dan terlepas meninggalkan zat yang tertelan berada dalam vakuola yang diliputi membran dan membran sel dapat kembali utuh.

Zat yang dimakan. berada dalam larutan. di dalam sel membran yang meliputi pinositik dan fagositik bersatu dengan lisosom dan mengakibatkan campuran enzim-enzim pencernaan dalam lisosom dengan vakuola dapat dicerna. Endositosis dapat terjadi tanpa perantaraan reseptor (rangsangan).

B. Ekstraksi Energi Dari Zat Gizi
Zat gizi utama sel adalah dari bahan makanan (oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino) yang masuk ke dalam sel. di dalam sel, bahan makanan ini secara kimia bereaksi dengan oksigen di bawah pengaruh berbagai enzim yang mengatur kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang keluar dengan arah yang tepat.

Pembentukan ATP (adenosin trifosfat): energi yang dilepas dari zat gizi digunakan untuk membentuk ATP. ikatan ini mengandung 8000 kalori/ molekul/ ATP disimpan dalam ikatan kimia senyawa organik lainnya dengan istilah berenergi tinggi.

Ikatan ini sangat labil sehingga dapat pecah seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel lainnya. Bila ATP melepaskan energinya, rantai asam fosfat pecah, dibentuk ADP (adenosín difosfato) dan asam fosfat membentuk kembali ATP baru. proses ini berlangsung secara terus menerus.

Sebagian besar ATP yang dibentuk dalam sel merupakan peranan dari mitokondria. berbagai makanan pada mulanya dicerna dalam saluran pencernaan menjadi glukosa, asam lemak, dan asam amino. kemudian masuk ke dalam sel diubah menjadi senyawa KoA (keto-asetat). Selanjutnya pecah menjadi atom hidrogen dan karbon dioksida, karbon dioksida berdifusi keluar mitokondria dan akhirnya keluar sel.

Atom hidrogen berkaitan dengan zat pembawa dan dibawa ke permukaan rak yang menonjol dalam mitokondria. pada rak ini melekat enzim oksidatif dan menonjolkan butir-butir ATP-ase (adenosina trifosfato).

Penggunaan ATP Untuk Fungsi Sel

  • Mentranspor membran : transpor ion kalium, ion fosfat, ion klorida, dan ion hidrogen untuk pertubuhan sel.
  • Mensintesis senyawa kimia diseluruh sel : fosfolipid, kolesterol purin, piramidin. semua sintesis kimia ini memerlukan energi (misalnya satu molekul protein dapat dibentuk dari beberapa ribu asam amino yang satu dengan lainnya terikat oleh ikatan peptida).
  • Kerja mekanik : setiap kontraksi fibril otot memerlukan ATP dalam jumlah besar selain dari itu sel juga melakukan gerakan silia dan gerakan amuboid.

Enzim yang mengkatalisis perubahan ADP menjadi ATP melalui rangkaian reaksi yang menyebabkan atom hidrogen berkaitan dengan oksigen. Selama reaksi ini energi dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen yang digunakan untuk mengaktifkan ATP-ase dan mengendalikan reaksi untuk pembentukan ATP dalam jumlah yang besar dari ADP.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel