Cara Melatih Anak Mencapai Target Sesuai Usia

klinikabar.com, Cara Melatih Anak Mencapai Target Sesuai Usia - Pada tahap awal memang orang tua sering menetapkan target-target pada anak. Seiring waktu, anak akan belajar dan mampu menetapkan target-targetnya sendiri. Salah satu aspek yang mempengaruhi pencapaian target pada anak adalah bagaimana tanggung jawab yang anda berikan kepada anak. agar anak dapat mencapai target.

Membantu Anak Mencapai Target


Gambar Cara Melatih Anak Mencapai Target Sesuai Usia


Tentu target disesuaikan dengan batas minimal dan batas maksimal kemampuan anak. Artinya, target tersebut tidak boleh terlalu mudah sekaligus tidak terlalu sulit bagi ana untuk dapat mencapainya. Karena, jika terlalu mudah, maka anak akan menganggap sepele, begitupun bila terlalu sulit, maka akan membuat anak menjadi frustasi karena tidak bisa mencapai target.

Masing-masing anak memiliki target spesifik sesuai tahapan perkembangannya. Semakin bertambah usia anak, tanggung jawab atau target yang diberikan tentu akan lebih banyak. Maka orang tua perlu menstimulasi anak sesuai tahap perkembangannya agar target tercapai.

Target Untuk Bayi

Target pencapaian untuk anak usia bayi (0-1 tahun) umumnya lebih terkait dengan kemampuan motorik dan bahasa. Adapun kemampuan motorik yang perlu dicapai adalah berupa garis refleks, koordinasi motorik dan perkembangan fisik. Sebagai contoh, anak harus mencapai tahapan mengangkat kepala, duduk, merangkak dan berdiri hingga akhirnya bisa berjalan.

Orang tua dapat menstimulasi agar bayi aktif bergerak. Contohnya, ibu memegang mainan favorit anak dan minta si bayi untuk merangkak ke arah ibu. Aktivitas sederhana ini membantu anak untuk belajar mencapai target.


Target Untuk Balita

Perkembangan kognitif anak usia 1-3 tahun (batita) makin berkembang. Karena itu, target yang ditetapkan lebih tinggi. anak mulai bisa diajarkan beberapa tanggung jawab, seperti makan sendiri, memilih mainan atau aktivitas yang disukai oleh anak, serta diajarkan merapikan mainan sendiri.

Selain itu, ibu perlu mengatur rutinitasnya, seperti waktu bangun tidur, makan pagi atau makan siang atau makan malam atau kudapan, bermain, mandi, dan waktu tidur. Rutinitas berfungsi mengajarkan anak mengatur diri pada waktu-waktu tertentu. Sebagai contoh, ajak anak merapikan mainannya sendiri, ajarkan anak memegang alat makan sendiri tanpa disuapi. Yang pasti, dampingi ia saat melakukan hal-hal tersebut.

Target Untuk Anak Prasekolah

Di usia prasekolah (4-6 tahun), selain melakukan rutinitas yang ditetapkan, anak mulai dilatih bertanggung jawab dalam proses bersekolah. Misal, dimulai saat bangun pagi, ajarkan anak untuk merapikan tempat tidur sendiri, mandi, memakai baju, sarapan hingga menyiapkan tas, memakai kaus kaki, sepatu dan sebagainya. Seperti sat di usia batita, di rentang usia ini pun orang tua perlu mendampingi dan membantu anak bila mendapat kesulitan.

Target Untuk Usia Sekolah

Target untuk anak usia sekolah dan praremaja (6-12 tahun), biasanya berkaitan dengan aktivitas sekolah dan rutinitas sehari-hari. Misalnya, belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan, menyelesaikan pekerjaan rumah sederhana, mengerjakan tugas sekolah, mengganti pakaian seragam sendiri seusai pulang sekolah dan menyimpan baju tersebut ke tempat pakaian kotor.

Pada usia pra remaja atau sekitar 10-12 tahun, anak juga bisa diajarkan menetapkan targetnya sendiri. Misalnya, anak ingin sepeda atau sepatu baru, maka orang tua dapat melatihnya dengan menabung. Seiring waktu, anak akan terbiasa melakukan berbagai hal tanpa terlebih dahulu disuruh atau diingatkan lagi. Secara otomatis anak akan melakukan rutinitas sehari-hari sesuai jadwal yang ditetapkan.

2 Peran Orangtua Dalam Membantu Anak Mencapai Target

1. Orang Tua Sebagai Teladan

Orangtua sebagai teladan (role model) bagi anak dalam menetapkan tujuan, anak belajar dari orang tua. Maka orang tua harus menjadi teladan dan panutan yang baik bagi anak. Ketika orangtua menetapkan target dalam menjalani kehidupan sehari-hari, maka anak juga akan melihat bahwa targetnya pun harus dipenuhi atau dijalankan dengan baik. Dalam hal ini, orang tua perlu peduli dan dekat dengan anak agar anak senang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai targetnya.

2. Orangtua Sebagai Fasilitator

Orangtua harus menjadi fasilitator untuk anak dalam mencapai targetnya, dan orangtua perlu mendampingi anak saat mencapai targetnya. Akan tetapi, kenali batas kemampuannya. Berikan bantuan yang sesuai saat ia tidak mampu atau kesulitan mencapai target yang ditetapkan. Lalu, berikan semangat agar anak mampu mencapai target dengan usahanya sendiri.

Kelak, anak yang mampu melaksanakan target atau tanggung jawabnya akan menjadi sosok yang mandiri, percaya diri, gigih, tidak mudah putus asa saat berhadapan dengan hambatan, cepat bangkit kembali dari kegagalan, maupun mengontrol emosi dengan baik serta mampu membina hubungan pertemanan yang baik.

Berikan Anak Reward Ketika Mencapai Target

Tidak kalah penting dalam membantu anak mencapai target, bila anak anda dapat mencapai target yang telah ditetapkan, orang tua perlu memberikan reward atau penghargaan. Hal ini bertujuan agar ia semakin termotivasi untuk mencapai target pada setiap kesempatan yang diberikan.

Reward tidak perlu berupa hadiah atau barang. Untuk anak usia 0-5 tahun, penghargaan bisa berupa sentuhan seperti pelukan, belaian, dan ciuman. Anak akan merasa senang bila mendapatkan ekspresi kasih sayang dari orang tua. Kemudian, untuk anak usia 3-12 tahun, kita bisa berikan pujian sambil tersenyum. Misalnya, "Kamu hebat sayang, sudah bisa merapikan mainannya sendiri", dll. Berikan pujian yang tulus sehingga anak merasakan kasih sayang yang tulus juga.

Bila Target Anak Tidak Tercapai

Bila anak gagal mencapai targetnya, orang tua perlu terus memberi dukungan agar anak berhasil mencapai target. Yang paling penting adalah, orang tua harus menghindari untuk menyalahkan anak. Untuk anak batita, jika anak batita tidak dapat mencapai target, orang tua perlu harus terus memberi semangat. Misal, saat anak belum bisa makan sendiri, "Yuk kita belajar lagi pelan-pelan. Tidak apa-apa kotor atau masih berantakan. Kamu pasti bisa sayang".

Untuk usia anak prasekolah, orang tua bisa menunjukkan akibat yang terjadi bila target tidak tercapai. Jelaskan cara yang tepat untuk mencapai target. Misalnya, anak lupa untuk merapikan mainan, orang tua bisa mengatakan, "Wah, mainan adik masih berantakan ya. Kalau ibu tidak sengaja menginjak mainannya, nanti ibu bisa jatuh. Ayo coba rapikan mainannya ya adik."

Untuk anak usia 6-12 tahun, orang tua bisa mengajak ia berdiskusi dengan menanyakan : 

  • apa yang membuat targetnya sulit untuk dicapai?
  • Apa akibat yang dirasakan bila targetnya tidak tercapai?
  • Bantuan apa saja yang anak perlukan agar targetnya dapat tercapai?


2 Penyebab Kegagalan Anak Mencapai Target

1. Faktor Internal 

Contohnya, terkait kemampuan mengingat dan kemampuan berpikir panjang. Anak yang mudah mengingat akan mudah mengingat target atau tanggung jawab yang ia miliki. Akan tetapi, pada anak yang mudah lupa perlu untuk sering diingatkan agar mencapai target atau mengerjakan tanggung jawabnya.

2. Faktor Eksternal

Adalah orang tua dan guru (bagi anak usia sekolah) yang mempengaruhi terjadinya kegagalan, seperti kurang konsisten akan target yang diberikan pada anak, terlalu banyak membantu bahkan melayani anak, guru membiarkan anak didik saat ia tidak menyelesaikan tugasnya.

Penutup

Dengan mengajak anak berdiskusi, orang tua juga secara tidak langsung melatih kemandirian anak untuk berefleksi atas perbuatannya. Dengan demikian, anak akan lebih mudah memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel