Aspek Alam Arkeologis Situs Pasir Lulumpang Garut

klinikabar.com, Aspek Alam Arkeologis Situs Pasir Lulumpang Garut - Situs Pasir Lulumpang terletak di wilayah Desa Cimareme, Kecamatan banyuresmi,kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, serta pada koordinat 07⁰ 16'6" LS dan 107⁰ 57' 09,1" BT. Merupakan bukit dengan ketinggian 675 meter diatas permukaan laut. bukit dengan luas kurang lebih 3400m² membujur ke arah utara-selatan dengan kemiringan sekitar 45⁰, serta berlokasi di tepian sebelah timur laut rawa Ranca gabus yang terletak pada 661 meter diatas permukaan laut.

Situs Pasir Lulumpang Garut


Gambar Aspek Alam Arkeologis Situs Pasir Lulumpang Garut


Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari peninggalan manusia masa lalu untuk dapat merekonstruksi segala aspek kehidupan manusia. Berdasarkan pengertian tersebut ada tiga hal yang terkait dengan ilmu arkeologis yaitu : manusia, lingkungan alam dan budaya. ketiga hal ini merupakan faktor yang saling berhubungan dan saling berinterferensi baik dalam dimensi ruang maupun waktu. terdapatnya intervensi tersebut akan tampak dalam bentuk budaya yang dihasilkan.

Peninggalan Kebudayaan Situs Pasir Lulumpang

Adapun yang dimaksud dengan budaya atau kebudayaan adalah merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan berpola, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan merupakan satu cara adaptasi terhadap lingkungan dan ciri dari satu tekanan lingkungan yang spesifik adalah berperan sebagai pemicu timbulnya perubahan kebudayaan.

Rawa Ranca Gabus yang terletak 661 membentang diantara beberapa bukit atau pasir, yaitu Paris Lulumpang dan pasir Kiara Payung disebelah timur laut, pasir Tengah dan Pasir Kolecer sebelah utara, pasir Astaria dan pasir Luhur sebelah barat, pasir gantung di sebelah selatan, pasir Tunjung di sebelah tenggara dan pasir Malaka terletak sebelah timur. di sebelah utara kawasan pasir Lulumpang dan Rawa ranca Gabus mengalir sungai Cibudug yang mengandung banyak batuan.

Kawasan ini juga dikelilingi oleh beberapa gunung yang cukup tinggi, antara lain Gunung haruman (1218 m) di sebelah utara, Gunung Guntur (2269 m) di sebelah barat, Gunung Cikurai (280 m) di sebelah selatan dan Gunung Galunggung (2167 m) di sebelah timur.

Adapun topografi Pasir Lulumpang terdiri dari 13 teras yang membentuk teras berundak dengan teras utama atau teras tertinggi berupa dataran dengan permukaan campuran humus dan batu kerakal. Secara keruangan situs Pasir Lulumpang terletak pada daerah pedalaman yang berbukit-bukit dengan habitat yang ditandai vegetasi sekunder, dekat area dan aliran sungai, dan pusat himpunan datanya terletak pada bagian puncak bukit yang cukup rata. Ditinjau dari tanahnya, maka daerah bukit Pasir Lulumpang dan sekitarnya adalah merupakan lapisan tanah hasil pelapukan tufa gunung berapi yang berwarna merah kecoklatan.

Sesuai dengan letak astronomisnya, Garut merupakan daerah tropis sehingga keadaan matahari yang memancar sepanjang tahun mengakibatkan suhu udara selalu panas. Jawa Barat terletak pada jalur angin muson yang selalu berganti arah setiap enam bulan, hal ini menimbulkan terjadinya dua musim di wilayah ini, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Musim angin barat membawa hujan dengan curah hujan yang relatif tinggi, akan tetapi dengan kondisi bukit yang mempunyai dinding yang relatif curam, sehingga hujan yang jatuh lebih banyak berupa aliran permukaan dan mengalir ke ranca Gabus. Sedangkan musim angin timur menimbulkan musim kemarau atau musim kering, keadaan sumber daya air yang demikian menyebabkan perbukitan di sekitar ranca Gabus pada musim kemarau kering dan secara tidak langsung menimbulkan budidaya tanaman pangan di bukit tersebut.

Penutup

Dalam pengamatan ekosistem Pasir Lulumpang dan sekitarnya, interaksi antara manusia dengan lingkungan menunjukkan gejala yang rumit dibandingkan dengan unit-unit abiotik yang didekatnya, karena manusia mempunyai proses adaptasi dengan kelangsungan hidupnya, tingkah laku untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan mengubah lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga sumber daya alam yang tersedia seperti flora dan fauna dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menggunakan sedikit energi. manusia berinteraksi antar sesamanya dengan membentuk lingkungan sosial yang tercermin dalam tingkah laku ritual dan tata kemasyarakatannya.

Baca Juga Aspek Budaya Arkeologis Situs Pasir Lulumpang Di Kabupaten Garut

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel