Situs Sejarah Di Desa Hatusua Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku

klinikabar.com, Situs Sejarah  Di Desa Hatusua Kep. Seram Barat - Maluku - Indonesia, Indonesia memiliki banyak situs sejarah dan salah satunya adalah di desa hatusua, desa Hatusua adalah merupakan sebuah desa kecil di pesisir Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku. Meski namanya tak terkenal seperti tempat lainnya di indonesia, di desa ini ternyata menyimpan banyak situs bersejarah yang sampai saat ini belum banyak diketahui masyarakat. dan di situs tersebut banyak menunjukan budaya sebuah suku bangsa.

Situs Sejarah Di Desa Hatusua


Gambar Situs Sejarah Di Desa Hatusua Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku


Desa Hatusua berjarak 12 kilometer dari ibukota kabupaten Seram Bagian Barat, Piru. di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Kaibobo, sebelah barat berbatasan dengan Teluk Piru yang menyambung ke selatan dengan Selat Seram, Sebelah timur ada Perbukitan dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kairatu.

Untuk datang ke Desa Hatusua bisa ditempuh dengan perjalanan darat dari Kota Ambon sekitar 45 kilometer ke Hunimua Desa Liang, dilanjutkan dengan perjalanan laut dengan menggunakan kapal Ferry sekitar 1,5 jam ke Waipirit Desa Kairatu. dari sana, dengan menggunakan motor atau mobil, hanya sekitar 10 menit langsung tiba di Desa Hatusua.

Wilayah ini merupakan daerah pesisir yang cukup subur untuk lahan pertanian dan perkebunan serta mempunyai sumber daya laut yang cukup potensial. tanah daratan berupa dataran rendah (pesisir pantai) dan dataran tinggi ( bukit karang ). Dataran rendah merupakan tanah merah berhumus sehingga dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti pisang, ketela pohon dan jagung.

Tanaman keras seperti pohon kelapa, alpukat dan mangga juga tumbuh subur di Desa Hatusua. sedangkan daerah perbukitan dimanfaatkan sebagai kebun cengkeh dan kebun pala yang merupakan komoditi utama dan andalan dari Desa Hatasua ini.

Mata pencaharian masyarakat Hatasua adalah sebagian besar bertani dan berkebun, beberapa diantaranya menjadi pedagang di Kota Piru dan di kota Masohi ( ibu kota Kabupaten Maluku Tengah ), maupun berdagang di Kota Ambon.

Sampai saat ini, masyarakat setempat masih memegang teguh adat dan tradisi leluhur, seperti sistem pemerintahan desa yang berdasarkan aturan adat istiadat setempat. penduduk di desa Hatusua masih mempertahankan tradisi lokalnya. Pemerintahan desa dipimpin oleh Bapa Raja, dan juga ada penasihat di Desa Hatusua dalam menjalankan norma-norma adat yang dikenal dengan nama Sarini Negri.

Situs Bersejarah Di Desa Hatusua.

Di desa Hatusua ini banyak peninggalan sejarah. hal itu berdasarkan penelitian dari  Balai Arkeologi Ambon yang dilakukan beberapa waktu lalu. Wuri Handoko, salah satu peneliti menjelaskan, ada banyak hal yang bisa ditemukan di Desa Hatusua. Dari berbagai temuan yang diperoleh disana, diperkirakan permukiman tradisional di wilayah Desa Hatusua tersebut sudah ada sekitar 2.000 sampai 2.500 tahun lalu.

Beberapa situs yang bisa dilihat yaitu Situs Gua, terdiri dari dua bagian gua, yang jaraknya relatif berdekatan. namanya Situs Gua Hatuhurang Satu dan Situs Gua Hatuhurang Dua. Situs gua Hatuhurang satu berdekatan jaraknya dengan pantai, sedangkan situs gua Hatuhurang dua terletak sekitar 100 meter di sebelah timur.

Situs Gua Hatuhurang Satu merupakan gua horizontal yang terletak tidak jauh dari pantai, sekitar 50 meter dari bibir pantai, dengan ketinggian sekitar 10 meter. Pintu gua cukup lebar sekitar 2 meter dan tinggi 1 meter. ruangan di dalam gua cukup lebar sekitar 4 meter, dan kedalaman gua sekitar 5 meter.

Sedangkan situs gua Hatuhurang dua merupakan gua vertikal, dengan pintu berada di bagian atas gua. jumlah pintu gua Hatuhurang dua sebanyak 7 pintu, sehingga masyarakat di Desa Hatusua menyebut gua tersebut dengan Gua Pintu Tujuh. jika masuk kedalam gua Hatuhurang dua ini, bisa ditemukan banyak pecahan gerabah dan fragmen tulang Homo Sapiens. Berdasarkan penuturan masyarakat di desa Hatusua, gua tersebut pada zaman dahulu dijadikan sebagai tempat mengubur manusia yang meninggal dunia akibat peperangan dan orang yang meninggal tersebut dikubur beserta harta benda orang yang meninggal tersebut.

Selain situs gua, di desa Hatusua juga ditemukan pemukiman kuno Hatusua, namun kondisi situs sudah ditumbuhi semak belukar. Tapi bekas-bekas peninggalan sejarah itu masih terlihat nyata dengan adanya bekas susunan batu koral yang juga nyaris hilang ditutupi semak belukar. Situs-situs ini kurang terawat dan dibiarkan begitu saja.

Pada zaman dahulu masyarakat Hatusua sebenarnya tinggal di bukit. suatu waktu mereka mengirim seekor anjing untuk turun ke tepi pantai untuk mengetahui apakah telah ada manusia lainnya yang tinggal di tepi pantai, hal ini karena pada masa lampau masyarakat takut untuk bermukim di tepi pantai. Ketika anjing kembali ke atas bukit, di leher anjing tersebut telah diikatkan seekor ikan oleh penduduk pendatang di tepi pantai. Hal ini menjadi kabar bagi penduduk di puncak bukit, bahwa telah ada sekelompok manusia tinggal di tepi pantai. Sejak saat itu penduduk di puncak bukit mulai turun ke bawah dan mulai bermukim di dekat pantai.

Kenapa Gua Hatuhurang Dikeramatkan Oleh Masyarakat?.

Gua Hatuhurang merupakan tempat yang dikeramatkan oleh seluruh warga hatusua sejak dahulu kala. Hatuhurang pada zaman dahulu adalah tempat rapat bagi 99 negeri yang ada di Pulau Seram, menurut Raja Hatasua, keseluruhan situs pada masa lalu merupakan areal bermukim bagi 99 rumpun keluarga. dengan demikian situs ini sangat luas.

Namun dari hasil penelitian, belum dapat diidentifikasi luasnya situs dan batas-batasnya. Hal ini karena kondisi situs yang sudah menjadi semak belukar, dan sebagian situs sudah hancur berganti dengan lahan perkebunan penduduk Hatusua.

Pemukiman kuno Hatusua bukanlah lokasi negeri lama desa Hatusua yang ditempat penduduk sekarang ini, melainkan pemukiman masyarakat pendatang pada masa lampau. Oleh karena itu situs tersebut pada masa lampau dikelilingi oleh pagar batu, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai Kota Benteng.

Wilayah di sekitar Gua Hatuhurang adalah daerah-daerah yang sudah di keramatkan oleh warga desa Hatusua sejak zaman dahulu kala. Dan rata-rata gua-gua yang ada di desa Hatusua adalah gua keramat, ada banyak orang percaya bahwa mereka bisa mendapatkan kekayaan dengan cara bertapa di dalam gua Hatuhurang, tidak jarang juga warga setempat menemukan bekas-bekas sesajen di dalam gua tersebut, dan tidak jarang juga ada orang yang bertapa sampai mati di dalam gua Hatuhurang tersebut.

Penutup

Di sekitar gua Hatuhurang banyak ditemukan pecahan-pecahan gerabah zaman dulu, pecahan gerabah tersebut didominasi gerabah berbentuk wadah, perkakas rumah tangga. selain itu jika menyusuri lokasi situs sejarah di desa Hatusua, bisa ditemukan sebuah situs sejarah yang dinamakan Batu Meja atau Dolmen. Batu meja yang ditemukan di daerah ini merupakan batu pipih yang berukuran besar berbentuk seperti meja dengan ditopang empat kaki yang terbuat dari batu. Sebenarnya masih banyak situs sejarah peninggalan zaman dahulu di desa Hatusua ini, namun karena kurang perhatian serius dari pemerintah setempat, jadi situs sejarah di desa Hatusua banyak terbengkalai.

Baca Juga Pengertian Fosil Dan Jenis-Jenis Fosil

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel