Penyebab Pneumonia, Komplikasi Dan Cara Penanganan Pneumonia

klinikabar.com, Penyebab Pneumonia, Komplikasi Dan Cara Penanganan Pneumonia - Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru. Betz C, z2002), pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2001). 

Tentang Penyakit Pneumonia

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi paru yang disebabkan pengisian rongga alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal. hipoksia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang sakit.

Gambar Penyebab Pneumonia, Komplikasi Dan Cara Penanganan Pneumonia

9 Gejala Dan Tanda atau Manifestasi Klinis Pneumonia

  1. Sesak nafas
  2. Batuk berdahak
  3. Suara nafas lemah
  4. Retraksi intercosta
  5. Demam
  6. Cynasis
  7. Menggigil
  8. Fatigue
  9. Konsolidasi paru

Penyebab atau Etiologi Pneumonia 

Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah streptokokus pneumonia bakteri adalah streptococcus aureus dan streptococcus pyogenes.

Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum, ini disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. cytomegalovirus yang merupakan penyebab utama pneumonia virus.

Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung.

Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.


11 Komplikasi Pneumonia

  • efusi pleura
  • hipoksemia
  • pneumonia kronik
  • bronkahasis
  • komplikasi sistemik (meningitis)
  • abses paru
  • emfisema
  • gagal nafas
  • delirium
  • dehidrasi
  • penyakit multi lobular.

4 Pemeriksaan Diagnostik Pneumonia

  1. Pemeriksaan radiologis : foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis
  2. pemeriksaan laboratorium : leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri
  3. pemeriksaan bakteriologis
  4. pemeriksaan khusus : analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen

 

6 Klasifikasi Pneumonia

  1. pneumonia komunitas
  2. pneumonia nosokomial
  3. pneumonia rekurens
  4. pneumonia aspirasi
  5. pneumonia pada gangguan imun
  6. pneumonia hipostatik

Penanganan Pneumonia

1. antibiotik
Antibiotik yang sering digunakan adalah penicilin G, medikasi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin, dan sefalosporin generasi pertama.

2. Kortikosteroid
Diberikan pada keadaan sepsis berat

Baca Juga Mekanisme Kerja Dan Efek Samping Kortikosteroid

3. Terapi oksigen
Bola dispnea berat diberikan oksigen, terapi oksigen diberikan dengan tujuan untuk mencapai PaO₂ 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan pemeriksaan analisa gas darah.

4. Nebulizer
Nebulizer digunakan untuk mengencerkan dahak yang kental. dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronchodilator bila terdapat bronkospasme.

5. Ventilasi mekanis
Indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia :
  • hipoksemia persisten meskipun telah diberikan oksigen 100% dengan menggunakan masker.
  • gagal nafas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress, dengan atau didapat asidosis respiratorik
  • respiratory arrest
  • retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif.


Penutup

Patofisiologi Pneumonia - Pneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, haemophilus influenza atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernapasan kemudian sebagian kuman tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lag masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan gambaran sebagai berikut :

1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan 3 hal, yaitu dilatasi pembuluh darah, peningkatan suhu tubuh, dan edema antara kapiler dan alveoli.

2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksi mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang berisiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel