Cara Mengetahui Minat, Bakat, Karakter, Dan Gaya Belajar Anak Dari Sidik Jari

klinikabar.com - Cara Mengetahui Minat, Bakat, Karakter, Dan Gaya Belajar Anak Dari Sidik Jari - Cara Kenali potensi anak anda melalui analisis sidik jari. Karena setiap anak itu cerdas dan untuk mewujudkannya, dibutuhkan stimulasi. agar stimulasi itu lebih efektif, kita perlu mengetahui minat, bakat, karakter, dan gaya belajar anak. melalui analisis sidik jari dapat membantu para orangtua untuk menggali "harta karun" yang tersimpan dalam diri anak sejak awal.

Mengetahui Minat, Karakter, Dan Gaya Belajar Anak


Gambar Cara Mengetahui Minat, Bakat, Karakter, Dan Gaya Belajar Anak Dari Sidik Jari


Kita semua setuju bahwa anak itu adalah individu yang unik. keunikan yang membawa perbedaan dalam minat, bakat, cara belajar, dan kecerdasan yang paling menonjol dalam diri mereka. Ada yang menonjol dalam kecerdasan interpersonal, ada yang menonjol dalam kecerdasan logis-matematis maupun yang berbakat dalam kecerdasan kinestetik.

Ingat dengan kecerdasan multiple? Selain kecerdasan, gaya belajar pun akan menentukan mudah tidaknya suatu informasi ditangkap dan diingat oleh anak. tidak semua orang memproses informasi dengan cara yang sama, karena itu kita harus mengetahui gaya bekerja otak anak yang diterjemahkan dalam gaya belajar.

Baca Juga Kecerdasan Majemuk Berdasarkan Teori Howard Gardner

3 gaya Belajar Pada Anak

1. Gaya Belajar Tipe Visual

Gaya belajar visual pada anak memiliki ciri-ciri seperti lebih mudah ingat dengan melihat; lebih suka membaca; lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi gambar; duduk tenang saat belajar ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu; dan mudah menghafal tempat dan lokasi.

2. Gaya Belajar Anak Tipe Auditori

Gaya belajar anak auditori memiliki ciri-ciri antara lain mudah ingat dari padan apa yang didengarnya dan didiskusikannya, senang dibacakan atau senang  mendengarkan; lebih suka menuliskan kembali sesuatu; senang membaca dengan suara keras; dan pandai bercerita; bisa mengulangi apa yang didengarkan baik berupa nada, irama maupun yang lainnya; dan senang diskusi, berbicara atau menjelaskan panjang lebar.

3. Gaya Belajar Anak Tipe Kinestik

Gaya belajar anak tipe kinestik adalah memiliki ciri antara lain gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya; suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif; suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar; banyak melakukan gerak fisik dan memiliki kondisi tubuh yang baik; dan cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.

Tidak cukup hanya sampai stimulasi saja, nutrisi dan stimulasi merupakan aspek bimbingan lingkungan (nurture) yang berperan besar dalam perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak. nutrisis itu ibarat infrastruktur, jadi jika infrastruktur tidak bagus, sulit untuk menerima stimulasi.

Dalam kandungan, perkemabangan otak anak sangat dipengaruhi oleh nutrisi dan genetik. sementara stimulasi adalah faktor sangat penting dalam proses perkembangan otak pascalahir. dengan kata lain, cepat atau tidaknya perkembangan kecerdasan seseorang tergantung dari jumlah (frekuensi), macam dan konsistensi (lama pemberian) rangsangan yang dialami anak. Salah satu nutrisi yang penting untuk perkembangan otak anak adalah asam amino esensial triptofan, karena triptofan meningkatkan kualitas tidur bayi, melalui serotenin dan melatonin yang disintesa dari asam amino ini. tidur berkualitas akan membuat perkembangan otak anak optimal.

Beberapa hasil penelitian yang dipaparkan, gangguan pola tidur akan menyebabkan kemunduran maturasi area visual di otak, otaknya menjadi kecil, hiperaktif, kesulitan konsentrasi dan belajar. Pengasuhan dan pendidikan tertentu dapat merangsang dan menurunkan kecerdasan dan kreatifitas anak. Jika begitu, orang tua sebagai orang terdekat dengan anak seharusnya dapat memberikan stmulasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan anaknya.

Cara Mengenali Potensi Anak Lewat Sidik Jari

Banyak orang tua yang mengalami kesulitan ketika berinteraksi dan memberikan pengarahan kepada anak-anaknya dan tidak jarang pula orang tua memaksakan anak untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler dengan harapan dapat mengoptimalkan kecerdasan anak sekaligus menyalurkan ambisi orang tua. namun belum tentu semua kegiatan tersebut sesuai dan tepat dalam mengoptimalkan potensi anak. Karena itu, orang tua perlu mengenali terlebih dahulu potensi yang dimiliki anak sebelum menentukan kegiatan yang akan diikuti oleh anak.

Analisis sidik jari merupakan alat yang dapat membantu para orang tua untuk mengetahui potensi anak sejak awal, sehingga para orang tua dapat memberikan stimulasi yang sesuai untuk tumbuh kembang serta minat anak dengan optimal. Karena dari sidik jari, kita dapat mengetahui karakter (diantaranya kaku,sensitif, rasional); bakat ( multiple intelligence); gaya belajar (learning style); dan potensi stress.

Dalam Ilmu Dermatoglyphics (ilmu tentang analisis pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1985 menemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu pola sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap pada usia 24 minggu. Dalam kenyataannya, pola sidik jari manusia tidak ada yang sama, kemungkinan kesamaannya adalah 1 : 64.000.000.000.

Pembentukan pola sidik jari ditentukan oleh tekanan di bawah kulit, terdapat kaitan dengan hormon perkembangan dan sistem saraf pusat, dan tentu saja analisis sidik jari tidak dapat menggantikan psikotes. Melalui analisis sidik jari, kita akan mengetahui potensi genetis yang dibawa sejak lahir, seperti karakter, gaya belajar, dan bakat. 

Akan tetapi, potensi tersebut tidak selalu muncul dalam bentuk perilaku jika tidak diberikan stimulasi. misalnya, seorang anak yang memiliki bakat musik, tetapi bakat musiknya tidak pernah dilatih, maka bakat musik tersebut tidak akan muncul dalam bentuk perilaku. Sedangkan dalam psikotes kita dapat mengetahui hasil belajar dari seseorang, misalnya, pada saat akan melakukan tes kecerdasan. Maka kita akan melihat pada anak yang banyak memperoleh stimulasi maka aspek-aspek kecerdasan yang ia miliki cukup berkembang dan ia bisa mengerjakan psikotes dengan baik, selain itu, untuk mengetahui level IQ hanya bisa melalui psikotes, karena level IQ tidak terlepas dari hasil proses belajar dan pemberian stimulasi oleh orang tua.

Perbedaan lainnya adalah, hasil analisis sidik jari tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat ini, misalnya pada saat anak sedang bad mood, karena apa pun kondisi psikis kita, sidik jari tidak akan berubah. Psikotes hasilnya akan dipengaruhi oleh situasi psikis pas saat pengetesan, sehingga dengan psikotes kita bisa mengetahui kondisi psikis anak pada saat pengetesan.

Namun, untuk mengetahui minat akan lebih tepat dengan psikotes, karena minta ada kecenderungan anak untuk menyenangi sesuatu yang relatif mudah berubah. memang jika berbicara ideal keduanya dilakukan, sehingga kita bisa mengetahui potensi bawaan yang bersifat genetisnya seperti apa (hasil dari psikotes). Idealnya, pada usia berapa anak melakukan analisis sidik jari? Jawabannya adalah sejak awal mungkin, misalnya pada saat anak berusia 6 bulan.

Karena dengan mengetahui bagaimana cara yang paling tepat untuk memperlakukan anak sesuai dengan karakter yang ia bawa sejak lahir kita akan bisa memberikan stimulasi yang tepa sesuai dengan bakat anak. Ini tentu berkaitan dengan periode perkembangan otak yang sangat pesat di tiga tahun pertama kehidupan anak.

Hasil Dari Analisis Sidik Jari

Sebut saja Nita, seorang anak berusia sekitar 10 tahun yang telah melakukan scan fingerprint pada 10 jari tangan kanan dan tangan kirinya. Berdasarkan hasil scan itu adalah sebagai berikut : dalam menerima informasi, Nita mampu menyerap informasi atau pun pelajaran dengan cepat disertai ketelitian. kemampuan ini membuat Nita sebenarnya mampu mempelajari hal-hal baru dengan baik. Sangat baik bagi daya ingat dan pemahamannya apabila mengulangi kembali pada hari yang sama informasi yang diterimanya selama minimal 30 menit.

Dalam hal bertindak atau pun membuat keputusan, Nita tidak bisa melakukannya dengan cepat karena banyak pertimbangan yang ia pikirkan. sisi positifnya, ia bukan orang yang ceroboh karena semua hal yang berkaitan dengan keputusan ia pikirkan. Akan tetapi, ia mengalami kesulitan apabila harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Disarankan agar ia sering diajak berdiskusi dan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sebagai langkah awal, latih ia untuk membuat keputusan yang sifatnya sederhana.

Dalam aspek kehidupan ia pada dasarnya memiliki karakter yang cukup rasional, memiliki dorongan yang cukup kuat untuk menjadi yang terbaik diantara orang lain. oleh karena itu, ia lebih menyenangi pembicaraan yang bersifat fakta dibandingkan topik pembicaraan yang bersifat khayalan atau fiski. Ia juga memiliki kemampuan untuk mengikuti kedisiplinan yang diterapkan kepadanya, menyenangi sesuatu yang terencana dengan jelas, dan memiliki semangat yang besar untuk sesuatu yang ia inginkan.

Sisi positifnya adalah ia memiliki kemampuan untuk bersaing dengan orang lain, akan tetapi, karena dorongan tersebut terkadang membuat ia tidak terlalu mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek perasaan. Hanya saja, apabila ia memasuki lingkungan baru maka aspek perasaan turut berperan dalam hal ini. Pada awalnya ia menunjukkan sikap berhati-hati dan agak pemalu. Namun, tidak terlalu sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan sesuatu yang baru karena pada dasarnya ia merupakan orang yang terbuka dan memiliki rasa ketersediaan yang cukup besar untuk bergaul dengan orang lain. Didukung dengan gaya berpikir yang praktis membuatnya menjadi lebih supel.

Secara umum, ketika ia memandang sebuah permasalahan, ia cenderung menyederhanakan masalah dengan berupaya untuk mencari solusi praktis yang dapat menyelesaikan masalah dengan segera. Dikaitkan dengan struktur otak ia memiliki, sebenarnya ia bisa memilih jurusan yang berkaitan dengan IPA atau pun IPS. jurusan yang sesuai dengan minatnya di perguruan tinggi adalah kedokteran, arsitek, teknik sipil, dan teknik industri. Sedangkan jika ia memilih IPS maka pada saat kuliah ia dapat mengambil jurusan akuntansi, hubungan internasional atau Public relation.

Penutup

Perlu untuk diingat oleh para orang tua, analisis sidik jari bukan sebuah vonis, tapi lebih sekedar referensi potensi aspek genetis. dengan stimulasi yang tepat dan sesuai dengan potensi bakat, karakter, dan gaya belajar anak, orang tua dapat meninvestasikan waktu dan biaya untuk lebih mengoptimalkan tumbuh kembang dan potensi anak. Otak adalah ciptaan Tuhan dan kecerdasan ciptaan kita sendiri (melalui stimulasi nutrisi dan nonnutrisi).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel