Apa Itu Gawat Janin Dan Kehamilan Lewat Waktu

klinikabar.com, Apa itu gawat janin dan kehamilan lewat waktu? Gawat janin adalah istilah yang dipakai pada janin yang mengalami kegawatan akibat gangguan transportasi oksigen dari ibunya. Sedangkan Kehamilan lewat waktu adalah usia kehamilan yang melebihi fullweek (42 minggu) disebut postterm, meski sebenarnya lebih tepat dikatakan lewat waktu.

Gawat Janin Dan Kehamilan Lewat Waktu


Gambar Apa Itu Gawat Janin Dan Kehamilan Lewat Waktu


Gawat Janin

Gawat janin adalah istilah yang digunakan pada bayi yang sudah cukup bulan untuk dilahirkan. Kendati harus diberi intervensi sesegera mungkin, jangan diartikan sebagai kegawatan antara hidup dan mati yang selalu  harus berakhir dengan kematian.

Yang paling penting diingat, gawat janin bisa terjadi setiap saat pada siapapun. Dalam arti, tidak hanya pada ibu-ibu hamil yang masuk dalam risiko tinggi. Sebab, kehamilan yang awalnya normal, bukan tidak mungkin mengalami kegawatan pada akhir kehamilan.

Bisa saja perjalanannya sedemikian cepat, artinya pagi saat memeriksakan diri tidak apa-apa, namun malam harinya sudah gawat janin. Tentu saja ada beberapa perubahan yang mesti dicermati yang boleh jadi merupakan indikator adanya gawat janin.

Tanda-tanda Gawat Janin 

1. Denyut jantung yang boleh dibilang merupakan indikator utama adanya gawat janin. Yakni bila denyut jantung janin kurang dari ukuran normal 120-160 kali per menit (dpm) yang bersifat teratur. Atau sebaliknya, terlalu cepat hingga mencapai kisaran 180-200 dpm bahkan lebih.

Pengukurannya sendiri dilakukan dengan CTG atau Kardiotokografi. Selain itu, gangguan irama jantung bayi juga bisa dijadikan indikator, jadi bila dengan doppler terdengar bunyi aneh yang tidak sesuai pola irama semestinya, bisa dipastikan ada gangguan transportasi oksigen dari ibu ke janin.

2. Air ketuban mengalami perubahan warna yang bisa dilihat dengan pemeriksaan amnioskopi. Semisal hijau pekat atau malah merah kecoklatan yang patut dicurigai sebagai petunjuk adanya gangguan pada kesejahteraan janin.

Sementara tingkat keparahannya bisa terbaca dari gradasi warna yang terbentuk. Semakin pekat dan keruh warnanya, kian besar pula ancaman pada janin. Bila berwarna hijau bisa jadi janin mengalami stres karena berkurangnya suplai oksigen. Kemungkinan lain lemahnya otot-otot pencernaan (traktus digestivus) termasuk otot anusnya, hingga bayi buang air besar (BAB) dalam rahim.

Padahal, bila mekonium atau kotoran ini tertelan bisa masuk ke paru-paru bayi. Akibatnya, bayi mengalami keracunan dan berujung pada kematian. Itu pertanda ada perdarahan, semisal karena ari-ari lepas (solusio plasenta). atau perdarahan karena sebab lain.

3. Gerakan janin, terutama bila dalam sehari kurang dari 10 gerakan atau malah tidak bergerak sama sekali. Begitu pula bila ada perubahan drastis menjadi sedemikian aktif. Jangan bangga dulu bahwa si kecil termasuk anak yang lincah yang kelak bisa diharapkan jadi jagoan! soalnya, perubahan gerak yang mendadak justru bisa diibaratkan dengan orang dewasa ketika nyaris tenggelam. Dia akan mengamuk sedemikian rupa karena mengalami sesak napas akibat kekurangan oksigen, sebelum akhirnya lemas, kemudian mati tenggelam. Sangat disarankan untuk mengamati gerak bayi sejak awal. Termasuk bagaimana ritme geraknya dan pola waktunya.

Kehamilan Lewat Waktu

Usia kehamilan yang melebihi 42 minggu (fullweek) disebut postterm, meski sebenarnya lebih tepat dikatakan lewat waktu. Sebab,meski di atas kertas full week, tapi belum tentu disertai tanda-tanda postmaturitas kehamilan, semisal infark atau perkapuran plasenta.

Kehamilan postmatur biasanya terjadi pada mereka yang siklus haidnya bukan 28 hari, seperti 38-45 hari atau malah amat panjang semisal 2-3 bulan sekali baru menstruasi. Untuk mencegah kejadian postterm, penting dilakukan USG pada usia 8-10 minggu karena kesalahan penentuan usia gestasi sekitar 3-7 hari.

Jika telah lewat waktu, plasenta mungkin tidak bisa lagi menjalankan fungsi pernapasan maupun menyuplai gizi yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan bertahan hidup. Tidak heran kalau bayi postmatur umumnya berkulit kering dan keriput, pecah-pecah atau mengelupas, kuku jari yang panjang, dan rambut tebal. Sementara verniks yang membungkus tubuhnya pun lebih sedikit karena berkurangnya jumlah cadangan lemak di bawah kulitnya.

Bila sudah ada oligohidramnion dan infark yang berarti sirkulasi darah ibu ke janin terganggu, maka bayi harus segera dilahirkan. Meski infark plasenta bisa saja disebabkan penyakit lain seperti Antiphospholipid Syndrome dan darah tinggi.

Sementara penyebab mengapa si ibu tetap tidak merasakan mulas atau memperlihatkan tanda-tanda persalinan meski sudah saatnya, boleh jadi karena faktor salah hitung atau memang karena hormon prostaglandin belum mencukupi untuk memunculkan rasa mulas tadi.

Penutup

Menghadapi kasus semacam ini, dokter akan memberi toleransi waktu satu minggu. Bahkan di rumah-rumah sakit pusat pendidikan biasanya malah akan ditunggu sampai usia kehamilan 42 minggu. Tentu saja dengan monitoring yang ketat. Selama hasilnya masih baik dan bayinya masih reaktif, akan tetap ditunggu.

Tapi, apabila seminggu kemudian belum juga ada tanda-tanda persalinan, sedangkan jika bayi tidak reaktif dalam minggu kedua masa penantian tadi, akan diakhiri dengan persalinan sesar  Pertimbangannya, janin yang lewat waktu tidak boleh diberi stres lewat induksi. Sebab jika diinduksi agar si ibu mulas, berarti pembuluh darahnya terjepit. Akibatnya sistem uteroplasenter untuk sesaat akan berhenti yang akan membuat janin makin kekurangan oksigen yang jelas sangat berbahaya.

Baca Juga Cara Tetap Sehat Dan Bugar Selama Hamil

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel