Bahayanya Penyakit IPD Atau Invasive Pneumococcal Disease Pada Anak

klinikabar.com, Bahayanya Penyakit IPD Atau Invasive Pneumococcal Disease Pada Bayi Dan Anak karena Para balita tak bisa menyampaikan keluhan untuk rasa sakit yang dirasakannya, hal itu selalu membuat orang tua panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan, karenanya, orangtua harus waspada.

Bahayanya Penyakit IPD Atau Invasive Pneumococcal Disease Pada Anak

Gambar Bahayanya Penyakit IPD Atau Invasive Pneumococcal Disease Pada Anak

Kenapa harus mengetahui tentang penyakit IPD tersebut? karena paling tidak menambahkan wawasan tentang penyakit yang sering menyerang pada anak-anak ataupun menyerang pada bayi. Lalu apakah penyakit IPD atau Invasive Pneumococcal Disease adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri streptococcus Pneumonia (pneumokokus), walaupun telah diberikan antibiotik yang sesuai, penyakit IPD ini masih menjadi pembunuh nomor dua setelah diare.

Penyebab Penyakit IPD atau Invasive Pneumococcal Disease

Penyakit IPD atau Invasive Pneumococcal Disease menyebabkan angka kematian yang tinggi, sebesar 15-20 persen. Kasus tertinggi akibat serangan IPD ini terjadi pada anak-anak dibawah usia 2 tahun.

Ketua Unit Koordinasi Kerja Bidang Tumbuh Kembang Anak IDAI, Kusnadi, mengungkapkan, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak-anak di bawah usia 4 tahun, tertinggi yaitu 23,8 persen, setelah diare. IPD adalah penyakit invasif terjadi ketika bakteri terdistribusi masuk ke dalam darah atau berkoloni pada jaringan steril.

Peradangan pada jaringan paru akibat infeksi kuman, dan menyebabkan gangguan pada pernapasan. Bisa bersifat fatal karena dapat menyebabkan kematian karena paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh.

Sementara meningitis adalah radang pada selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, disebut sebagai meningen. Peradangan ini dapat disebabkan infeksi virus, bakteri, atau mikroorganisme lainnya. Meningitis bisa mengecap jiwa karena kedekatannya peradangan ke otak dan sumsum tulang belakang, sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai darurat medis.

Gejala meningitis disebabkan bakteri adalah demam, penurunan kesadaran, dan kuduk menjadi kaku. Pada bayi, gejalanya sering tidak khas berupa demam, suhu tubuh justru turun, lemas, sulit minum, muntah, diare, sesak nafas, kejang, dan pada ubun-ubun menjadi besar dan menonjol. Pada anak lebih besar, anak mengalami demam, sakit kepala,mual, muntah, dan terlihat bingung, lemah, gejala kuduk yang kaku ditemukan pada 75 persen anak. akhirnya anak dapat meninggal.

Kematian terjadi pada 10-80 persen anak, tergantung umur anak, penyebab, kecepatan pengobatan dan lain-lain. Di antara kasus anak yang hidup atau anak yang selamat karena serangan penyakit IPD ini sebanyak 50-80 persen mengalami kecacatan berupa kelumpuhan, gangguan pendengaran, kurang kemampuan belajar, keterbelakangan mental dan epilepsi. Meningitis dapat diobati dengan pemberian antibiotika secepatnya. naum pencegahan lebih baik daripada pengobatan. meningitis dapat dicegah dengan vaksin Hib dan Streptococcus Pneumonia.

Penutup

Untuk mendapatkan perlindungan yang baik, sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak, vaksin harus dimulai sejak awal yaitu sejak anak berusia  2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. kemudian diulangi setelah satu tahun kemudian. pencegahan terhadap meningitis dapat menurunkan angka kematian pada anak dan bayi dengan signifikan.

Baca Juga Cara Dan Manfaat Pemeriksaan Darah Pada Anak

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel