Cara Sukses Menjodohkan Cucak Hijau Di Penangkaran

Pada umumnya proses perjodohan cucak hijau di penangkaran dilakukan ketika musim hujan. Oleh karena secara naluri pada alam ketersediaan akan bagi burung melimpah dan temperatur (suhu) lingkungannya sangat mendukung untuk melakukan perkawinan. Meskipun demikian, proses perjodohan ini dapat dilakukan menjelang musim penghujan atau di bulan-bulan setelah musim hujan. Sedangkan untuk keberhasilan proses perjodohan ini tidak terlepas dari beberapa hal diantaranya adalah : kualitas burung yang dijodohkan, sedikit banyaknya jumlah burung yang tersedia serta ketepatan menentukan jantan dan betina.

Cara Atau Metode Penjodohan Cucak Hijau


Gambar Cara Sukses Menjodohkan Cucak Hijau Di Penangkaran


Dalam proses penjodohan cucak hijau ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, penjodohan sejak usia masih kecil atau piyik. Pada proses ini pasangan burung dipelihara dalam sangkar dan setelah remaja atau setelah cucak hijau mampu terbang dan makan sendiri, pasangan cucak hijau tersebut dipindahkan ke dalam kandang penangkaran hingga menjadi pasangan tetap. Cara lainnya yaitu dengan memelihara lebih banyak burung anakan (2-3 pasang) dalam sangkar perawatan yang berukuran sedang (60 cm x 50cm x 50cm) secara berpasangan atau kelompok, setelah burung mampu untuk terbang dan makan sendiri, seluruh burung tersebut dimasukkan ke dalam kandang volier berukuran 3 x 2 x 2,5 cm. Agar tidak terjadi perkelahan terutama perkelahian yang disebabkan oleh faktor kebutuhan pakan dan minum, sebaiknya di dalam kandang tersebut disediakan beberapa tempat pakan dan minum yang disesuaikan dengan jumlah pasangan burung cucak hijau yang ada.

Cara penjodohan sejak usia anakan atau piyik ini tentu saja bertujuan untuk melihat hasil, dibutuhkan waktu antara 8-12 bulan, yaitu ketika burung sudah menginjak usia dewasa. Pada usia tersebut burung-burung cucak hijau memilih pasangannya secara sendiri, dan sebaiknya segera ditandai atau dipastikan pasangannnya untuk dipindahkan ke dalam kandang penangkaran. Sedangkan burung cucak hijau yang belum berjodoh dapat menunggu hingga berhasil atau dicarikan pasangan cucak hijau yang baru.

Metode kedua penjodohan cucak hijau yaitu dengan cara pasangan buatan (pilihan tetap). Pada proses penjodohan ini burung jantan dan betina siapan (dewasa) yang belum saling kenal diupayakan agar berjodoh. Cara ini digunakan peternak dengan pertimbangan efisiensi dari segi waktu. Dalam hal ini hasilnya dari proses penjodohan dapat diketahui lebih cepat 1-2 bulan. Proses penjodohan ini biasanya burung jantan dilepas ke dalam kandang penangkaran sedangkan burung cucak hijau betina bersama sangkar juga mengikutinya, langkah ini ditemuh tentunya untuk kedua burung dapat saling mengenal dan menghindari resiko pertikaian.

Jika cucak hijau jantan dan cucak hijau betina menunjukkan tanda-tanda ketertarikan, burung betina di dalam sangkar dilepas ke dalam kandang cucak hijau jantan tersebut agar dapat bersatu bersama cucak hijau jantan tanpa ada pembatas (sangkar). Pada langkah ini, peternak burung cucak hijau dapat melihat hasil perjodohannya. Kedua burung tersebut yang telah berjodoh akan menjadi pasangan tetapnya dan jika terjadi pertikaian, kedua burung dipisahkan untuk mengulang proses penjodohan atau salah satu burung diganti dengan cucak hijau yang baru.

Agar memudahkan dalam proses penjodohan ini dapat menggunakan sangkar khusus perjodohan. Burung cucak hijau jantan dan betina yang diupayakan untuk saling mengenal kemudian disatukan dalam sangkar agar dilihat tingkah lakunya. Dalam hal ini jika kedua burung tidak saling menyerang, berusaha saling mendekat, saling membersihkan bulu, atau berkicau secara bersahutan tentu saja keduanya dapat dilepas ke dalam kandang penangkaran. Namun jika keduanya saling menyerang dapat dipisahkan kembali atau salah satu burung diganti dengan cucak hijau lainnya.

Tanda-Tanda Ccak Hijau Berjodoh

Setelah melalui beberapa cara penjodohan tersebut diatas, tentu saja proses penjodohan dapat dinyatakan berhasil apabila jantan dan betina cucak hijau dalam kandamg tersebut menunjukkan tingkah laku sebagai berikut ini :
  • Cucak hijau jantan dan betina saling mendekat, melakukan aktivitas secara bersama seperti mandi, makan, bermain, dan saling membersihkan bulu.
  • Cucak hijau jantan berusaha memamerkan kelebihannya (berkicau dan bergaya) yang diikuti oleh betinanya.
  • Jangan berusaha memikat dengan memberikan makanannya (jangkrik).
  • Pasangan burung cucak hijau berlanjut melakukan perkawinan.
  • Cucak hijau jantan dan betina mulai menyusun sarang bersama-sama.


Masa Penetasan Telur Cucak Hijau  (Pengeraman)

Cucak hijau yang etlah berjodoh dan kebutuhan pakannya (kandngan gizi) terpenuhi, biasnya segera melakukan perkawinan. Pada masa ini aktivitas burung selalu bersama dan saling mendekati sarang yang telah tersedia. Tingkah laku cucak hijau tersebut adalah alamiah, karena burung cucak hijau yang telah melakukan perkawinan akan disertai dengan memilih tempat yang cocok untuk meletakkan telur-telurnya, mengeram dan merawat anak-anaknya.

Setelah burung sesuai dengan sarang yang telah tersedia, kemudian jantan dan betina cucak hijau menyempurnaka sarang yang ada (unjal). Untuk itu perlu menyediakan beberapa bahan sarang seperti : rumput kering, serat-serat tanaman, daun cemara kering, benang sarang laba-laba dan sebagainya. Agar cucak hijau dapat bertelur dan daya tetasnya optimal, menjelang proses perkawinan atau bertelur sebaiknya kebutuhan pakan cucak hijau harus terpenuhi (kandungan gizinya), terutama jenis pakan yang memiliki unsur protein yang tinggi. Langkah yang ditempuh pada penangkaran ini adalah menambah jumlah dan frekuensi pemberian pakan extra (jangkrik atau kroto) atau memberikan tambahan vitamin.

Setelah cucak hijau melakukan perkawinan dan sarang selesai disempurnakan, burung segera bertelur. Hal ini juga dapat dilihat dari ciri fisik burung betina, yaitu pada bagian perut tampak membesar (mobol-mobol). Untuk jumlah telur yang dihasilkan indukan setiap satu kali periodenya adalah 2 butir, yag kemudian dierami selama 14-15 hari. Pada masa inilah aktivitas makan burung menjadi berkurang, khususnya pada betina lebih sering berada pada sarang (mengeram) dan untuk makannya hanya sedikit. Meskipun demikian, indukan mampu melaksanakan tugas mengeram secara baik, sebab kebutuhan pakan terutama kandungan gizinya telah tercukupi sebelum burung melakukan perkawinan.

Pemberian pakan extra (jangkrik atau kroto) terpenuhi kembali atau jumlahnya diperbanyak yaitu pada saat telur-telur cucak hijau mulai menetas, dikarenakan induk burung membutuhkan makanan tersebut secara cukup, untuk menyuapi atau meloloh anak-anaknya.


Kesimpulan

Untuk menghindari kegagalan dalam proses pengeraman dan pada saat indukan merawat anak-anaknya, peternak perlu mengupayakan agar kondisi di sekitar lingkungan kandang tenang, aman, dan nyaman. Aktivitas peternak yang perlu diperhatikan atau dijaga adalah sebagai berikut :
  • Hindarilah masuk ke dalam kandang penangkaran baik untuk membersihkan lantai kandang atau melihat kondisi telur-telur burung cucak hijau.
  • Aktivitas memberi pakan dan minum serta mengganti air pemandian sebaiknya dilakukan secara hati-hati, dan hindari pula menggunakan pakaian yang berwarna mencolok, menggunakan jas hujan, topi dan benda-benda yang asing bagi burung cucak hijau.
  • Hindarilah suara yang keras disekitar kandang seperti suara petasan, senapan, gergaji mesin dan sebagainya.
  • Hindarilah kegiatan yang mengganggu burung seperti mengambil gambar (mengambil foto) menggunakan lampu blit, menyorot dengan lampu baterai atau lempu yang memiliki sinar kuat.
  • Hindarilah untuk memangkas atau menebang pohon disekitar kandang karena menimbulkan suara yang mengganggu.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel