6 Jenis Tes Alergi Untuk Anak

klinikabar.com, 6 Jenis Tes Alergi Untuk Anak - Jika anda curiga anak anda menderita alergi, maka anda harus melakukan tes alergi pada anak yang benar agar alergi anak dapat ditanggulangi secara optimal. Ketika anda melihat kulit si kecil tiba-tiba merah, gatal dan mengelupas serta kasar seperti eksem. Setiap diobati, kambuh lagi. Maka anda harus curiga jangan-jangan anak anda alergi terhadap makanan tertentu, susu atau udara. Tapi daripada anda menebak-nebak dan kejadiannya pun terus berulang, ada baiknya anda melakukan tes alergi untuk anak untuk memastikan apakah anak alergi atau tidak. Bila dinyatakan positif menderita alergi, maka perlu diketahui sumber pencetus alergi atau alergennya.

Tes Alergi Untuk Anak


Gambar 6 Jenis Tes Alergi Untuk Anak


Dalam pemeriksaan alergi, yang di tes adalah kadar imunoglobulin E spesifik terhadap zat-zat tertentu yang menimbulkan alergi di dalam darah anak. Bila nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1 - 0,4ug/ml darah serum) atau di ambang batas tinggi, maka anak dinyatakan positif menderita alergi. Setelah itu, diadakan tes susulan untuk mengetahui bahan atau zat yang menyebabkan penyakit alergi.

Apabila dilakukan dengan baik dan benar serta tepat, mulai dari pemeriksaan hingga cara melakukan tes, semua jenis tes alergi memiliki tingkat akurasi mendekati 100%. Berikut ini beberapa jenis tes alergi untuk anak.

6 Jenis Tes Alergi Untuk Anak

1. Tes Tempel (Patch Test)

Tes tempel atau patch test ini gunanya mengetahui alergi yang disebabkan kontak terhadap bahan kimia, misalnya pada kasus penyakit dermatitis atau eksem.

Prosedur Tes Alergi Tempel
Dilakukan pada anak usia minimal 3 tahun
Dua hari sebelum tes alergi dilakukan, anak tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat atau mandi. Punggungnya tidak boleh terkena gesekan dan harus bebas dari obat oles, krim atau salep.
Tes akan dilakukan di kulit punggung, caranya dengan menempelkan bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber), lalu di tempelkan pada punggung anak. Selama dilakukan tes 48 jam, anak tidak boleh aktif bergerak.
Bila hasil tes positif alergi terhadap bahan kimia tertentu, di kulit punggung akan timbul bercak kemerahan atau melenting.

2. Tes Alergi Tusuk Kulit (Skin Prick Test)

Tes alergi tusuk kulit ini gunanya untuk memeriksa alergi terhadap alergen yang di hirup (debu, tungau, serbuk bunga) dan alergen makanan (susu, udang, kepiting) hingga 33 jenis alergen atau lebih.

Prosedur Tes Alergi Tusuk Kulit
  • Untuk menjalani tes tusuk kulit ini, usia anak minimal 3 tahun dan anak dalam keadaan sehat, serta anak tidak baru mengkonsumsi obat yang mengandung antihistamin (anti-alergi) dalam 3-7 hari tergantung jenis obatnya.
  • Tes alergi tusuk kulit dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, kulit diberi alat khusus, disebut ekstrak alergen yang diletakkan diatas kulit dengan cara diteteskan. Ekstrak elergen ini berupa bahan-bahan alami, misalnya berbagai jenis makanan, bahkan tepung sari.
  • Tidak menggunakan jarum suntik biasa, tetapi menggunakan jarum khusus, sehingga tidak mengeluarkan darah atau luka, serta tidak menyakitkan.
  • Bila hasil tes positif terhadap alergen tertentu, maka akan timbul bentol merah yang terasa gatal di kulit.
  • Tes tusuk kulit ini harus dilakukan oleh dokter yang betul-betul ahli di bidang alergi imunologi karena teknik dan interpretasi (membaca hasil tes) lebih sulit dibanding tes yang lainnya.


3. Tes Alergi RAST ( Radio Allergo Sorbet Test)

Tes alergi RAST ini bermanfaat untuk mengetahui alergi terhadap alergen hidup dan alergen makanan.

Prosedur Tes Alergi RAST
  • Dapat dilakukan pada anak usia beberapa tahun pun dan tidak menggunakan obat-obatan
  • Dalam tes alergi RAST ini, sampel serum darah anak akan diambil sebanyak 22 cc, lalu di proses dengan mesin komputerisasi khusus, hasilnya diketahui setelah 4 jam.


4. Tes Kulit Intrakutan

Manfaat dari tes alergi kulit intrakutan ini untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.

Prosedurnya Tes Kulit Intrakutan
  • Dilakukan pada anak usia minimal 3 tahun


  • Tes dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntik-kan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit.

  • Bila hasil tes positif, akan timbul bentol, merah dan rasa gatal.


5. Tes Alergi Provokasi Dan Eliminasi Makanan

Manfaat dari tes provokasi dan eliminasi makanan adalah untuk mengetahui alergi terhadap makanan tertentu.

Prosedur Tes Alergi Provokasi Dan Eliminasi Makanan
  • Dapat dilakukan pada anak usia berapa pun
  • Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesis atau riwayat penyakit anak dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, dan tanda serta gejala alergi makanan sejak kecil.
  • Selanjutnya untuk dapat memastikan makanan penyebab alergi, digunakan metode provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge atau DBPCFC), yang merupakan standar baku, namun karena DBPCFC ini rumit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap metode ini, salah satunya dengan menggunakan provokasi dan eliminasi makanan terbuka sederhana.
  • Caranya, dalam diet sehari-hari anak dilakukan eliminasi (dihindari) beberapa makanan penyebab alergi selama 2-3 minggu setelah itu, bila sudah tidak ada lagi keluhan alergi maka akan dilanjutkan dengan provokasi makanan yang dicurigai, selanjutnya, dilakukan diet provokasi 1 bahan makanan dalam 1 minggu, dan bila timbul gejala dicatat. Disebut sebagai penyebab alergi, bila dalam 3 kali provokasi menimbulkan gejala, tidak perlu takut anak akan kekurangan gizi, karena selain eliminasi diet ini bersifat sementara, anak dapat diberi pengganti makanan yang ditiadakan yang memiliki kandungan nutrisi setara.


6. Tes Alergi Provokasi Obat

Manfaat dari teh provokasi obat ini adalah untuk mengetahui alergi terhadap obat yang di minum

Prosedur Tes Provokasi Obat
  • Dapat dilakukan pada anak usia berapapun
  • Metode yang digunakan adalah DBPC (Double Blind Placebo Control) atau dapat disebut juga uji samar ganda, caranya : pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15- 30 menit
  • Dalam satu hari, hanya boleh satu macam obat yang di tes. Bila perlu dilanjutkan dengan tes obat lain, jaraknya minimal satu minggu, bergantung dari jenis obatnya.

Kesimpulan

Kapan Dilakukan Tes Alergi Pada Anak? Alergi adalah penyakit genetik atau keturunan, yang disebabkan reaksi antibodi imunoglobulin E (Ig E) yang tidak normal. Jenis alergi ada banyak, tergantung dari daerah yang bereaksi, jika anak kerap mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan di bawah ini, setiap mengkonsumsi sesuatu, berada di lingkungan tertentu, atau terpapar zat tertentu, pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

  • Ciri Khas Rhinitis alergi atau alergi yang reaksinya terjadi pada hidung adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal dan berair.
  • Gejala konjungtivitis atau alergi yang reaksinya terjadi pada mata dan sering menyertai rhinitis yaitu matata gatal, merah, berair, kelopak mata bengkak
  • Gejala urtikaria atau alergi yang reaksinya terlihat pada kulit yaitu biduran atau kaligata dengan kulit merah, bentol dan gatal
  • Gejala alergi dermatitis atau eksem adalah kulit merah, gatal, mengelupas, dan kasar
  • Gejala alergi asma ditandai dengan batuk lama, sesak napas, bunyi mengi waktu bernapas.
  • Alergi pada gangguan saluran pencernaan dengan ditandai mual, muntah, mulas dan diare.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel