4 Jenis Hormon Kehamilan Penyebab Rasa Tidak Nyaman

klinikabar.com, Jenis Hormon Kehamilan Penyebab Rasa Tidak Nyaman  - Diproduksinya hormon-hormon tertentu selama kehamilan jelas membawa perubahan pada ibu hamil. Baik itu perubahan secara fisik atau pun secara kondisi emosionalnya. Hormon-hormon tersebut seringkali membuat para ibu hamil merasakan rasa tidak nyaman pada saat kehamilan.

Hormon Kehamilan Penyebab Rasa Tidak Nyaman

Hormon kehamilan dapat memicu emosi ibu hamil menjadi naik turun, beberapa hormon yang memicu rasa ketidaknyamanan itu diantaranya adalah hormon estrogen, progesteron, HCG dan HPL. Untuk lebih jelasnya silahkan simak penjelasan di bawah ini tentang jenis-jenis hormon kehamilan.


Gambar 4 Jenis Hormon Kehamilan Penyebab Rasa Tidak Nyaman


5 Hormon Kehamilan Penyebab Naik Turunnya Emosi Ibu Hamil

1. Hormon Estrogen

Hormon yang semula diproduksi oleh indung telur, kini juga diproduksi juga oleh plasenta. Hormon ini tidak saja membantu proses pembuahan, tapi juga mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan pada rahim, leher rahim, vagina dan payudara sejak kehamilan.

Hormon Estrogen juga termasuk diantaranya membuat rahim, vagina dan payudara membesar. Meski membesar dan warnanya bertambah gelap karena meningkatnya produksi pigmen kulit, payudara justru menjadi terasa lembut. Asam lambung juga jadi meningkat, hingga membuat perut ibu hamil tersa perih.

2. Hormon Progesteron

Hormon progesteron ini juga diproduksi oleh indung telur dan plasenta yang memicu timbunan lemak tubuh hingga berat badan menjadi bertambah. Di lain sisi, hormon progesteron ini membuat pergerakan perstaltik melemah, hingga ulu hati kerap terasa sakit.

Hormon progesteron juga membuat lambat kerja otot-otot polos, hingga ibu hamil sering mengalami kesulitan dalam bernapas. hal ini memicu peluang timbulnya sembelit dan odem atau bengkak pada kaki juga meningkat.

3. Hormon HCG ( Human Chorionic Gonadotropin)

Fungsi utama dari hormon HCG ini adalah memelihara korpus luteum agar tidak mengkerut kembali setelah pembuahan. Korpus luteum ini akan dipertahankan untuk tetap "hidup" dan disebut korpus luteum gravidarum.

Produksi hormon HCG secara primer di trofoblas dan meningkat dalam darah ibu dalam 2 bulan pertama kehamilan. Kadar maksimal dalam serum ibu dicapai pada kehamilan usia 10 minggu dan mencapai nadir atau titik terendah pada kehamilan 20 minggu.

Kadar puncak rata-rata produksi hormon HCG pada kehamilan normal adalah 100 IU/ml. Sedangkan pada janin,konsentrasinya 30 lebih rendah dari pada ibunya.

Dalam siklus janin, hormon HCG akan menstimulasi testis janin laki-laki untuk mengeluarkan tetosteron yang diperlukan dalam masa proses diferensiasi alat kelamin luar. HCG juga "mengacaukan" sistem suhu tubuh ibu hamil, sehingga ibu hamil sering merasa kepanasan dan banyak berkeringat.

Selain itu, HCG juga diperkirakan bermanfaat sebagai zat yang mempertahankan tubuh ibu agar tidak menolak embrio sebagai "jaringan" lain (benda asing).

4. Hormon HPL ( Human Placental Lactogen)

Hormon Hpl adalah hormon yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas ini dapat dideteksi pada plasenta setelah minggu ke tiga dan akan meningkat secara progresif sampai akhir trimester ketiga. Kadar tinggi terdeteksi pada kehamilan usia 34-36 minggu, berkisar antara 3,3 - 2,5 g/ml. Pada keadaan ibu sedang puasa, kadar hormon HPL ini akan meningkat walaupun tidak memberikan efek langsung terhadap janin, hormon ini turut membantu pertumbuhan janin.

Penutup

Kerja lain dari hormon HPL ini adalah meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam darah. Dengan kata lain, menyediakan sumber energi bagi metabolisme ibu dan nutrisi janinnya. Selain itu, hormon HPL juga memacu saluran ASI (Air Susu Ibu) di payudara ibu agar tumbuh guna mempersiapkan ASI yang dibutuhkan oleh bayi kelak.

Baca Juga Gangguan Kehamilan Yang Harus Diwaspadai

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel