Alasan Kenapa Pria Bule Pilih Wanita Asia

klinikabar.com, Alasan Wanita Asia Memilih Pria Asing Atau Bule - Demi kehidupan ekonomi yang lebih layak, sejumlah wanita Asia - termasuk Indonesia - mencari suami dari negara lain atau dari negara asing. Inilah kisah-kisah getir wanita Asia yang menikah dengan Pria Asing.

Alasan Kenapa Wanita Asia Mencari Suami Dari Negara Asing


Gambar Alasan Kenapa Pria Bule Pilih Wanita Asia


Dengan menggunakan jasa mak comblang, sahabat pena, bahkan dengan memanfaatkan kontak jodoh lewat internet, ribuan wanita Asia mencari calon suami yang berasal dari negara lain. "Sebagian dari mereka menikahi pria-pria asing untuk mendapatkan romantisme cinta, tapi kebanyakan - yang berasal dari keluarga miskin - mencari kehidupan ekonomi yang lebih layak", kata Robert J.Scholes, seorang profesor dari University of Florida yang meneliti tentang mail-order bride (jasa pemesanan pengantin wanita lewat surat) yang kemudian dipresentasikan di hadapan kongres Amerika Serikat.

Pria-pria asing yang dinikahi oleh para wanita Asia tersebut mungkin memang berpendidikan dan bahkan sukses. Namun dalam banyak kasus, mereka bukanlah pria baik-baik. "Kebanyakan pria-pria asing tersebut justru gagal atau tidak bahagia dalam hubungan dengan wanita di negara asal mereka," kata Mila Glodava salah seorang pengarang buku Mail-Order Brides : Women for Sale.

Kisah Pengantin Anak-Anak Dari Kalimantan

Dengan kulit putihnya yang halus, mata berwarna kecoklatan, dan senyum yang menawan, Liem Yi-ming*, 15 tahun, telah menjadi kembang desa di Kalimantan. Kecantikannya juga yang telah menarik hati seorang perantara beberapa tahun yang lalu.

"Ada seorang pria dari Taiwan yang sedang mencari calon istri," kata mak comblang itu kepada ibu Yi-ming. "Kalau anakmu bersedia menikah dengannya, aku yakin pria itu akan membangunkan rumah untukmu." Sebuah penawaran yang menarik. Ibu Yi-ming memang mendengar bahwa gadis-gadis dari desa tetangga yang menikah dengan pria-pria asing bisa membuatkan rumah-rumah yang mewah bagi keluarganya di kampung halaman.

Namun Yi-ming menolak dan menentang keras rencana itu. Dia ingin mengikuti jejak kakak perempuan tertuanya yang menikah dengan pemuda dari kampungnya. "Pria-pria Taiwan semuanya baik" kata mak comblang itu. "Namun mereka tidak cocok dengan wanita Taiwan yang lebih suka bekerja dan pindah ke kota. Mereka tidak mau tinggal di rumah." Mak comblang itu kemudian menunjukkan foto sang calon suami kepada Yi-ming, seorang pria muda, tampan dengan karakter yang tampak keras.

Yi-ming mulai bimbang. kadangkala uang yang didapat ayahnya dari hasil menyadap karet di perkebunan tidaklah cukup untuk sekedar membeli makan untuk keluarga. Seminggu kemudian, Yi-ming di dandani da diajak pergi ke kota tidak jauh dari desanya untuk diperkenalkan dengan pria Taiwan yang bernama Chen Wei-li. Karena dialek bahasa Mandarin yang mereka gunakan berbeda, Yi-ming hanya bisa duduk terdiam sementara mak comblang bertransaksi dengan Chen. Malam itu juga mak comblang datang lagi ke rumah Yi-ming dengan sebuah keputusan : "Dia ingin menikahimu." Dengan ragu-ragu akhirnya Yi-ming setuju untuk menikah dengan pria itu.

Chen kemudian datang untuk meminang Yi-ming. Dia meyakinkan Yi-ming dan keluarganya bahwa dia berasal dari keluarga yang hangat dan harmonis, serta menjanjikan kehidupan yang harmonis dan makmur bagi Yi-ming. Chen lalu memberikan seuntai kalung emas kepada Yi-ming dan uang sekitar 3,5 juta rupiah kepada ayah Yi-ming. Jumlah tersebut bahkan lebih besar dari penghasilan yang bisa didapat oleh ayah Yi-ming selama setahun lebih. Setelah segala sesuatu beres, Chen kembali ke Taiwan.

Minggu berikutnya, urusan dokumen perjalanan Yi-ming telah selesai. Mak comblang memalsukan tanggal kelahiran Yi-ming menjadi lebih tua. Sesampainya di Taiwan, Yi-ming baru tahu bahwa perkawinannya harus ditunda karena uang Chen tidak cukup untuk biaya mak comblang sebesar 90 juta, tiket pesawat terbang, hotel dan visa.

Sementara itu, janji Chen bahwa mereka akan membentuk keluarga yang hangat dan harmonis ternyata palsu belaka. Yi-ming dikunci dalam rumah sepanjang hari dan sepanjang hari harus membersihkan rumah, mencuci baju, dan menyiapkan makan malam. "Saya diperlakukan lebih buruk daripada pembantu," ujar Yi-ming. Usaha Yi-ming untuk menyenangkan orangtua dan keluarga barunya tidak pernah berhasil. Ibu mertuanya sering membuang masakannya ke tempat sampah. Lebih parah lagi, Chen sering memukul Yi-ming jika sedang mabuk.

Perkawinan mereka akhirnya harus berlangsung juga beberapa bulan kemudian. Setelah itu pasangan tersebut mengunjungi keluarga Yi-ming di Kalimantan. Dengan tersedu-sedu Yi-ming mengadukan nasibnya kepada kedua orang tuanya. Ayah Yi-ming mengatakan bahwa ia tidak berhak lagi mencampuri urusan rumah tangga anaknya.

Seminggu kemudian, ketika sedang menunggu penerbangan ke Taiwan di Bandara Soekarno Hatta, jakarta, Yi-ming minta izin untuk pergi ke toilet. Namun kemudian dia kabur dengan menggunakan taxi. Akhirnya Yi-ming pulang ke rumah orang tuanya dengan kelelahan emosi yang luar biasa dan dalam keadaan hamil tiga bulan. "Dia begitu menderita, saya tidak akan memaksakan dirinya kembali ke Taiwan" kata ibu Yi-ming.

Mak comblang memaksa Yi-ming kembali ke Taiwan. Namun seorang pengacara sempat menengahi masalah tersebut, dan berhasil membuktikan bahwa perjanjian perkawinan tersebut tidak sah karena usia kliennya telah dipalsukan tanpa sepengetahuan Yi-ming.

Kini Yi-ming mengasuh Tommi, anaknya yang telah berusia satu tahun, di rumah kedua orang tuanya. Dia ragu apakah ada pemuda desa yang bersedia menikahinya dengan segala kondisi dan keadaan. Chen sendiri sampai saat ini tidak pernah menghubungi Yi-ming atau mengunjungi anaknya.

Kisah Perempuan Filipina Yang Menikah Dengan Pria Amerika Karena Cinta Di Dunia Maya

Kesibukan di dunia politik dan pelayanan masyarakat telah membuat Dolores Ynion* tidak memiliki cukup waktu untuk bersosialisasi , apalagi untuk menjalin hubungan cinta. Suatu malam di tahun 1997, wanita berdarah Filipina berusia 27 tahun dengan penampilan menarik tersebut membuka iklan kontak jodoh di internet di situs Yahoo.com . 

Dia kemudian mendaftarkan diri sebagai seorang wanita Asia lajang yang mencari seorang pria yang berasal dari California bagian utara Amerika Serikat. Dolores belum pernah mengunjungi Amerika Serikat, namun dia sangat terkesan dengan gambaran negara tersebut yang sering diperlihatkan dalam berbagai acara televisi dan film. Selang beberapa hari, dia pun kebanjiran lebih dari 300- email dari para pria yang tertarik dengan iklan yang dipasangnya. 

Dolores memilih sepuluh surat, lalu memulai obrolan dengan mereka lewat internet dengan beberapa orang diantara mereka. Salah seorang yang sering dia ajak bicara adalah William*. Sebagai salah seorang seniman yang berlatar belakang politik radikal, sosok William mempunyai daya tarik khusus dan kuat bagi Dolores yang berjiwa bebas.

Setelah menjalin hubungan selama satu tahun, Dolores dan William saling bertukar foto digital dan berbicara lewat telepon. Ketika ada kesempatan pergi ke California untuk urusan pekerjaan, Dolores pun dengan antusias pergi kesana.

Pria Amerika tampan itu telah membuat Dolores terpesona dengan cerita-cerita tentang masa kuliahnya dan perjalanan-perjalanan yang pernah ia lalui. kehidupan William juga terlihat sukses, mengingat tidak lama lagi akan mengelola perusahaan baru dengan prospek menjanjikan. "William melebihi apa yang selama ini saya bayangkan, " ungkap Dolores. Hubungan keduanya dengan cepat menjadi hubungan yang intim.

Pada akhir minggu itu juga, William melamar Dolores, kurang dari tiga bulan kemudian, mereka melangsungkan pernikahan, Dolores memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan menetap di Amerika Serikat. Namun, sesampainya di California, Dolores mendapati bahwa William sebenarnya hampir bangkrut, malahan lelaki itu tinggal di kantornya yang sempit tanpa dapur maupun kamar mandi. Kehidupan rumah tangga mereka pun diisi dengan pertengkaran-pertengkaran yang tiada habis-habisnya. 

Pemicu pertengkaran itu antara lain karena kebiasaan mabuk William yang parah. Suatu malam dalam keadaan mabuk dan marah William mengambil sebilah pisau. Dolores tidak tahu apakah William ingin menghancurkan es untuk minumannya atau ingin membunuh dirinya.

Dolores melarikan diri ke kantor Polisi. William kemudian dinyatakan bersalah karena melakukan kekerasan rumah tangga dan di hukum selam tiga tahun masa percobaan. Pasangan itu akhirnya berpisah, dan Dolores yang kini bekerja untuk sebuah organisasi di Amerika, berharap dapat kembali ke Filipina.

Kesimpulan

Dari kisah-kisah tentang perempuan Asia yang mencari suami pria asing, kita dapat menyimpulkan bahwa kenyataan hidup tidak seindah yang di janjikan dunia maya. Itulah Artikel tentang Alasan Kenapa Pria Bule Pilih Wanita Asia.

Baca Juga 5 Masalah Sebelum Pernikahan Dan Solusinya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel