Menghindari Infeksi Kuman-Kuman Berbahaya Selama Hamil

klinikabar.com Menghindari Infeksi Kuman-Kuman Berbahaya Selama Hamil - Cara menghindari infeksi kuman saat hamil yang termasuk dalam kelompok kuman-kuman tersebut adalah TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus dan Herpes). Secara keseluruhan, infeksi pada hamil 40% diantaranya akan menyebabkan infeksi pada janin dalam kandungan. Padahal, semakin dini infeksi tersebut terjadi, makin parah dampaknya bagi janin. Kalaupun menyebabkan kecacatan, tingkat kecacatan-nya akan semakin berat tergantung usia kehamilan.

Infeksi Kuman-Kuman Berbahaya Selama Hamil

Sebagian besar kasus infeksi toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala klinik. Satu-satunya cara untuk menentukan terkena infeksi atau tidak seorang ibu hamil adalah biakan atau pemeriksaan cairan ketuban yang akan memperlihatkan adanya parasit Toxoplasma gondii.


Gambar Menghindari Infeksi Kuman-Kuman Berbahaya Selama Hamil


Bila wanita hamil terkena infeksi akut dengan toksoplasma (IgM positif), perlu dilakukan pemeriksaan IgG untuk menentukan apakah sistem kekebalan tubuh ibu baik atau tidak. Jika terkena infeksi kuman saat hamil muda (kurang dari 17 minggu), infeksi ini dapat menyebabkan ketidaknormalan pada janin. Diantaranya mengakibatkan kebutaan atau katarak kongenital, tuli, cacat jantung, bahkan keterbelakangan mental.

Gejala terinfeksi sitomegalovirus (CMV) tak ubahnya seperti kena serangan flu biasa. Sementara sumber infeksinya dapat berasal dari tenggorokan, ludah, lendir mulut rahim, sperma, urin atau melalui transfusi darah (meskipun sangat jarang terjadi), dan transplantasi organ.

Akibat Dari Infeksi Kuman Selama Hamil

akibat yang dapat ditimbulkan oleh infeksi CMV ini antara lain keguguran spontan, keterbelakangan mental, hidrosefalus maupun mikrosefali atau kepalanya kecil. Untuk mendeteksi apakah wanita hamil terkena infeksi CMV sekaligus apakah janin-nya sudah tertular atau belum, bisa dilakukan serangkaian tes. Di antaranya adalah melalui pemeriksaan Imunoglobulin M ( IgM), CMV kultur atau biakan virus CMV.

Penyebaran rubella biasanya melalui makanan atau udara yang telah terkontaminasi virus rubella. Gejalanya sendiri terkadang tidak tampak. Hanya biasanya, ibu yang terkena infeksi rubella mengalami sedikit demam yang kadang tidak disadarinya. Gejala lainnya, terdapat ruam-ruam merah di kulit, seperti biduran atau biang keringat.

Satu-satunya cara untuk mengetahui terinfeksi atau tidak oleh virus rubella adalah melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Bila ibu hamil terbukti infeksi, maka harus segera diobati.

Akibat dari terinfeksi virus rubella pada ibu hamil dapat berdampak buruk pada janin. Walau begitu, tidak semua ibu hamil yang terinfeksi virus rubella dan janinnya ikut terinfeksi. Infeksi ini dapat mengakibatkan cacat bawaan, janin meninggal di dalam dan keguguran. Cacat bawaan yang dapat dialami berupa lemah mental, gangguan pada penglihatan seperti katarak, tuli, kelainan pada jantung, dan pertumbuhan janin yang lambat.

Infeksi Herpes Simplek Virus (HSV) menular melalui hubungan seksual dan biasanya ditandai dengan bintil-bintil kecil berisi cairan bening, dan rasa sakit pada alat kelamin. Bila wanita hamil terinfeksi, sangat jarang janinnya tertular. Namun tidak menutup kemungkinan infeksi menular pada bayi karena gesekan dengan alat kelamin ibu saat persalinan per vagina, hingga operasi sesar biasanya jadi pilihan. Jika bayi terinfeksi, sistem sarafnya bisa rusak atau cacat. Ada juga bayi yang menjadi buta, karena kornea matanya terinfeksi HSV saat melewati jalan lahir ibu.

Air Ketuban Dan Fungsinya

Air ketuban adalah cairan yang ada dalam kantung amnion, berwarna putih keruh, berbau amis, dan bersifat alkalis. Komposisi air ketuban terdiri dari 98 persen air dan sisanya terdiri dari albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam organik. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, air kencing janin dan cairan otak.

Fungsi Air Ketuban

Fungsi ketuban antara lain mempertahankan atau memberikan perlindungan terhadap janin dari lingkungannya dan memungkinkan janin bisa bergerak bebas ke segala arah. Air ketuban juga berfungsi meminimalkan kompresi terhadap janin hingga dapat berkembang dengan baik.

Air ketuban pun dapat menyebarkan tekanan saat terjadi trauma hingga janin tetap aman serta sebagai bantalan terhadap panas dan perubahan suhu maupun mencegah perlekatan janin dengan amnion. Disamping itu untuk memonitor janin secara lebih spesifik, seperti jenis kelamin, golongan darah ABO dan Rhesus-iso-imunisasi serta menutrisi janin.

Ditemukannya lesitin dan spingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru-paru janin sudah matang. Sebab peningkatan kadar lesitin ini merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan yang merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan melakukan fungsi pernapasan.

Penutup

Kelak pada saat persalinan, air ketuban memberi kekuatan mengejan hingga mulut rahim dapat membuka. Juga sebagai pelicin sekaligus pembersih jalan lahir bila ketuban pecah karena memiliki kemampuan sebagai desinfektan.

Baca Juga Cara Tetap Sehat Dan Bugar Selama Hamil

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel