Definisi Obat Otonom Dan Jenis-jenis Obat Saraf Otonom

klinikabar.com, Definisi Obat Otonom Dan Jenis-jenis Obat Saraf Otonom - Obat-obat otonom adalah zat-zat yang dapat mempengaruhi penerusan impuls (rangsangan) dalam SSO dengan jalan ; mengganggu sintesis, penimbunan, pembebasan atau penguraian Neurotransmiter-neurotransmiter sehingga dapat mempengaruhi fungsi otot polos dari organ-organ, jantung, usus dan kelenjar.

Jenis-jenis Obat Saraf Otonom

Obat otonom adalah obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatik dan berkhasiat terhadap saraf parasimpatik serta sebagai obat-obat perintang ganglion.

Gambar Definisi Obat Otonom Dan Jenis-jenis Obat Saraf Otonom


Kelompok Sistem Saraf

Sistem Saraf Perrier (Otak dan Sumsum tulang belakang)  terdiri dari 2 kelompok yaitu :sistem saraf motorik (otot-otot lurik)  dan sistem saraf otonom (otot polos, jantung dan kelenjar). Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2, yaitu : sistem saraf synaptic atau adrenergik dan susunan saraf para-simpatik atau kolinergik.

Susunan Saraf Otonom :

1. Susunan Saraf Simpatik atau Adrenergik
Umumnya bersifat katabolik (mengeluarkan energi), misalnya : meningkatkan frekuensi jantung, mendilatasi bronchi, dan mengurangi sekresi kelenjar.

2. Susunan Saraf Para simpatik atau Kolinergik
Umumnya bersifat anabolism (menyimpan energi), misalnya ; menurunkan frekuensi jantung, menstimulasi fungsi gastrointestinal.

Pada individu yang sedang istirahat, sistem parasimpatik mendominasi pada sebagian besar organ, mengakibatkan denyut jantung relatif lambat, sekresi adekuat, dan motilitas usus yang sesuai. Sedang pada individu yang sedang beraktivitas tinggi atau stres, sistem simpatis mendominasi, mengalihkan energi yang membuat organ siap bekerja.


Khasiat Obat Saraf Otonom Berdasarkan Khasiatnya 

1. Obat Yang Berkhasiat Terhadap Saraf Simpatik:
A. Simpatomimetik atau adrenalin yaitu obat yang menirukan efek SO oleh nor-adrenalin, misalnya : efedrin, isoprenalin, dan amfetamin.

B. Simpatolitik atau adrenolitik : yaitu obat yang menekan kerja saraf simpatik atau melawan efek adrenergika, misalnya : alkaloid, sekale, propanol dan guanetidin

2. Obat Yang Berkhasiat Terhadap Saraf Parasimpatik :
A. Parasimpatomimetik atau kolinergik : obat yang merangsang organ-organ yang dikendalikan oleh saraf parasimpatik atau meniru efek asethikolin, misalnya : pilokarpin dan fisostigmin.

B. Obat-obat parasimpatolitik atau kolinergik, justru melawan efek parasimpatomimetik, misalnya : alkaloid belladona, prppantelin dan mepenzolat.

3. Obat-Obat Perintang Ganglion : 
Obat kelompok ini merintangi penerusan impulse dalam sel-sel ganglion simpatik dan prasimpatik dengan efek yang cukup luas, antara lain vasodilatasi karena blokade saraf simpatik.

A. Adrenergika

Adrenergika atau simpatomimetik adalah obat-obat yang menimbulkan efek yang sama dengan efek yang dihasilkan bila saraf simpatik dirangsang dan melepaskan Nor-Adrenalin (NA) di ujung sarafnya.

Mekanisme Kerja Adrenergika

Nor-Adrenalin disintesa dan disimpan di ujung saraf adrenergik dan dapat dibebaskan dari depotya dengan jalan merangsang saraf bersangkutan atau dengan perantaraan obat-obat seperti : efedrin. amfetamin, guanetidin, dan reserpin.

Penggunaan Obat-Obat Adrenergika

Berdasarkan khasiat tersebut, obat-obat adrenergika digunakan pada bermacam-macam penyakit dan gangguan, yang terpenting adalah :

1. Pada syok : digunakan untuk memperkuat kerja jantung dan melawan hipotensi, khususnya adrenalin dan noradrenalin.

2. Pada asma : digunakan untuk menimbulkan efek bronkhodilatasi, terutama salbutamol dan turunannya, juga adrenalin dan efedrin.

3. Pada hipertensi : digunakan untuk menurunkan daya tahan perifer dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan NA, misalnya Metil dopa, Klonidin, Prazosin dan Propanolol.

4. Pada pilek : berguna menciutkan selaput lendir yang bengkok, misalnya imidazolin, memperlebar pupit mata, antara lain ; fenilefrin dan antazolin.

5. Sebagai anoreksan : untuk mengurangi nafsu makan pada pengobatan obesitas, misalnya : fenfluramin dan mazindol.

Zat-Zat Tersendiri 

1. Adrenalin

Adrenalin dan noradrenalin dibebaskan pada ujung saraf simpatik yang dirangsang, juga dihasilkan oleh kelenjar endokrin anak ginjal.

Penggunaan Adrenalin
Adrenalin mempunyai efek stimulasi jantung dan bronkodilatasi, maka sering digunakan sebagai analeptikum (penyegar) yang efektif pada keadaan kolaps, shock, atau jantung berhenti. berguna juga pada kasus asma, tetapi harus secara injeksi (terurai oleh asam lambung).

Adrenalin digunakan pula untuk memperpanjang kerja atau efek obat lain, misalnya kombinasi dengan Lidocain (lidocain comp 2%)

Efek Samping Adrenalin
Efek samping dari adrenalin ini dapat menyebabkan rasa takut, gelisah, tegang, sakit kepala, tremor, rasa lemas, pusing dan wajah menjadi pucat.

Dosis Penggunaan Adrenalin
  • Tetes hidung : 0,1%
  • Tetes mata : 1-2 %
  • Inhalasi : 0,5 - 1%
  • Injeksi iv/im : 0,5 - 1 ml larutan 0,1%.

2. Noradrenalin

Noradrenalin mempunyai efek Vasokontriksi hebat yang menyebabkan kenaikan tekanan darah reflek perlambatan jantung.

Penggunaan Noradrenalin 
Sering digunakan untuk mencegah bronkospasme dan menurunkan motilitas usus.

Efek Samping Dari Noradrenalin
Sama dengan adrenalin, tetapi lebih jarang terjadi dan lebih ringan.

3. Dopamin

Dopamin pada dosis rendah meng konstriksi arteriol pada tempat-tempat selain otak dan ginjal dan pada dosis tinggi akan mengkonstriksi semua pembuluh, sehingga akan menaikan kontraktilitas dan tekanan sistolik.

Penggunaan Dopamin
Secara klinis digunakan untuk mengobati syok (perfusi yang kurang, refleks vasokonstriksi)

4. Dobutamin

Dobutamin merupakan derivat dopamin tetapi tidak berefek pada reseptor dopamin.

Penggunaan Dobutamin
Dobutamin merupakan obat pilihan untuk merangsang jantung, mempertahankan efisiensi jantung paling baik dan menyebabkan minor pada frekuensi jantung.

5. Metaproterenol, Alburetol, Terbutalin, Ritodrin

Obat-obat diatas menyebabkan vasodilatasi pada otot polos terutama otot bronkhus.

Penggunaan :
Secara klinis digunakan untuk mengobati asma (bronkodilator)


6. Isoproterenol

Isoproterenol mempunyai efek bronchodilatasi dan stimulasi jantung.

Penggunaan Isoproterenol
Isoproterenol sering digunakan untuk mengatasi asma, baik melawan maupun menghindari serangan asma.

Efek Samping Dari Isoproterenol
Efek samping terutama terjadi pada dosis tinggi, karena efeknya terhadap jantung (berdebar), gelisah dan gemetar, muka menjadi merah dan lain-lain.

Dosis Isoproterenol
Dosis yang tepat untuk pemberian isoproterenol adalah 3x sehari @5 - 10 mg.

7. Fenilefrin

Fenilefrin merupakan derivat adrenalin dengan efek 10 kali lebih lemah tetapi masa kerjanya lebih panjang.

Penggunaan Fenilefrin
Fenilefrin sering digunakan untuk mengatasi hipotensi (kolaps) midriatikum, dekongetivum pada hidung dan mata.

Dosis Fenilefrin
Dosis yang tepat dalam pemberian fenilefrin adalah 3x sehari @20 mg.

8. Efedrin

Efedrin pertama kali diperoleh dari tumbuhan Efhedra vulgaris, tetapi sekarang sudah dibuat sintetiknya.

Penggunaan Efedrin
Khasiatnya sama dengan adrenalin, tetapi lebih lemah dan efeknya lebih lama terutama pada otot polos dan jantung, sehingga sering digunakan pada asma dan dekongestivum.

Efek Samping
Terutama terjadi pada dosis tinggi, yaitu ; gelisah, sulit tidur, begemetarm berdebar dan lain-lain.

Dosis Efedrin
Dosis yang tepat dalam pemberian efedrin adalah 3x sehari @25 -50mg.

9. Derivat Imidazolin

Senyawa ini mempunyai efek vasokonstriksi tanpa stimulasi SSP.

Penggunaan Efedrin :
Efedrin sering digunakan sebagai tetes hidung, tetapi tidak boleh terlalu lama digunakan, karena dapat menimbulkan habituasi (kebiasaan), yaitu pada kasus pilek dan sinusitis. 10. Jenis-jenis obat derivat imidazolin : nafazolin, xilometazolin, tetrizolin

10. Amfetamin Dan Metamfetamin

Amfetamin ini berkhasiat sebagai bronchodilator lemah tetapi mempunyai efek kuat terhadap SSP terutama pusat pernafasan dan vasomotor.

Penggunaan Amfetamin
Amfetamin termasuk kelompok psikostimulansia, yaitu obat yang menstimulir antivasi mental dan fisik, mempertinggi inisiatif dan kelincahan, memperbesar prestasi dan percaya diri, sedangkan rasa ngantuk dan lelah dihilangkan sementara.

Amfetamin juga dapat menyebabkan memburuknya suasana jiwa, bahkan depresi dan bersifat adiktif, maka penggunaannya sebagai obat stimulan tidak dianjurkan.

Efek Samping Dari Amfetamin
Efek samping yang ditimbulkan dari amfetamin adalah : mulut menjadi kering, sakit kepala, gelisah, depresi dan halusinasi.

11. Anoreksansia

Anoreksansia ini berkhasiat sebagai penekan nafsu makan, yang digunakan untuk menunjang diet pada terapi kegemukan (obesitas). Obesitas juga memegang peranan penting pada terjadinya hipertensi, diabetes, dan hiperkolesterolemia, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Penggunaan Anoreksansia
Sesuai dengan khasiatnya, maka obat anoreksansia ini banyak digunakan untuk membantu menurunkan berat badan.

Jenis-Jenis Obat Anoreksansia
a. Fenfluramin (ponderal, oban 20)
b. Mazindol (teronac, sanorex)
c. Etilamfetamin (apetinil, medial)
d. Fentermin (mirapront)

B. Adrenolotika

Adrenolotika atau simpotolitika adalah obat yang melawan efek peransangan saraf-saraf simpatik untuk sebagian atau seluruhnya, berdasarkan mekanisme kerja dan titik kerjanya, obat-obat ini digolongkan sebagai berikut :

1. a-blockers (a-simpatolika) : alkaloid sekale, derivat imidazolin (tolazolin dan fentoalmin) dan yohimbin
2. b-blockers (b-simpatolitika) : propanolol dan turunannya pernilamin.
3. Neuroblocker adrenergik : derivat-derivat guanidin, metildopa, reserpin, klonidin.

Zat-zat Tersendiri :

  • Alkaloid sekale : egrot
  • Ekstrak dan tingtur sekale.
  • Ergotamin
  • Ergometrin
  • Dihidroerogotamin
  • Yohimbin

C. Kalinergika

Kalinergika atau parasimpatomimetika adalah obat yang dapat menimbulkan efek-efek yang sama dengan efek yang terjadi bila susunan saraf parasimpatik dirangsang dan melepaskan asetikolin pada ujung-ujung sarafnya.

Efek Dari Obat Kolinergika :
  1. Stimulasi saluran cerna
  2. Memperlambat sirkulasi darah
  3. Memperlambat pernafasan
  4. Kontraksi otot mata dengan efek miosis (penyempitan pupil)
  5. Kontraksi kandung kemih dan ureter
  6. Dilatasi kebanyakan pembuluh dan kontraksi otot rangka
  7. Menekan SSP

Berdsarkan efeknya pada rangsangan maka reseptor asetikolin dibagi menjadi dua , yaitu : reseptor Muskarinik dan reseptor Nikotonik. yang masing-masing menghasilkan :

1. Efek muskarinik, yaitu efek seperti yang tertera diatas, misalnya yang diberikan oleh ; asetikolin, pilokarpin, dan fisostigmin.

2. Efek nikotinik, yaitu menyerupai efek adrenergik atau berlawanan dengan efek diatas, yaitu : vasokontriksi dengan diperkuatnya kegiatan jantung dan stimulasi SSP. Misalnya yang diberikan oleh : neostigmin dan piridostigmin.

Penggunaan Obat Kolinergika

Penggunaan kolinergika terutama digunakan pada beberapa penyakit, yaitu ;
1. Glucoma
Glucoma adalah suatu penyakit mata dengan ciri tekanan cairan mata (intraokuler) sangat tinggi dengan akibat kerusakan mata dan dapat menyebabkan buta, contohnya : pilokarpin, karbakol, dan fluostigmin.

2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis adalah suatu penyakit terganggunya penerusan impuls di ujung saraf motoris, gejalanya adalah kelelahan dan kelemahan otot tubuh khususnya otot muka (mata, mulut, bibir, lidah) contohnya : neostigmin dan piridostigmin.

3. Kelemahan Otot-Otot Polos
Kelemahan otot-otot polos setelah melakukan operasi besar dengan stress bagi tubuh, menyebabkan peningkatan aktivitas saraf adrenergik dengan efek obtipasi dan sulit kencing.

D. Antikolinergika

Antikolinergika atau parasmpatolitika adalah zat-zat yang dapat melawan sebagian atau seluruhnya efek asetikolin di otot polos, otot jantung, dan kelenjar.

Penggunaan Antikolinergika

  • Sebagai spasmolitikum (zat pereda kejang otot) terutama untuk merelaksasi kejang dan kolik di saluran lambung-usus. empedu dan kemih.
  • Pada borok lambung-usus, untuk menekan sekresi asam lambung dan mengurangi peristaltik lambung
  • Sebagai midriatikum untuk melebarkan pupil mata dan melumpuhkan akomodasi mata.
  • Sebagai sedativum, terutama ; antropin dan skopolamin.
  • Pada hiperhidrosis untuk menekan sekresi keringat yang berlebihan.
  • Pada penyakit parkinson, misalnya ; triheksifenidil, orfenadin, benzatropin, dan lain-lain.

Zat-Zat Tersendiri :

1. Alkoloid belladon :
  • Atropin
  • Metilskopolamin
  • Butilskopolamin

2. Zat-zat Amonium Kuaterner :
  • Propantelin
  • Aksifenonium
  • Mepenzolat
  • Isopropamid
  • Emerpromium
  • Ipratropium

3. Zat-zat Amin Tersier :
  • Adifenin
  • Oksifensiklimin
  • Pirenzepin

4. Obat-obat Parkinson :
  • Lepedopa
  • Amantadin
  • Bromkriptin
  • Triheksifenidil
  • Metixen
  • Orfenadrin

Penggunaan Obat Antikolinergika :

  • Midriatikum dan antidotum
  • Spasmolitik
  • Spasmotitik

  • Relaksan otot
  • Spasmolitik
  • Spasmolitik
  • Spasmolitik
  • Kandung kemih
  • Bronkodilator

  • Spasmolitik
  • Kejang lambung-usus
  • Mengurangi sekresi lambung.


Penutup

Itulah artikel tentang definisi obat otonom dan jenis-jenis obat saraf otonom, semog artikel ini dapat membantu anda dalam mencari solusi atau mencari pembahasan tentang obat saraf otonom. Silahkan baca artikel lainnya yang berkaitan dengan obat otonom dan jenis-jenis obat otonom.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel