Tips Merawat Anak Cucak Hijau Agar Gacor Dan Tidak Mati

Pengembangbiakan cucak hijau melalui usaha penangkaran tidak terlepas dari cara pengelolaan atau perawatan yang baik terhadap anakan yang dihasilkan. Upaya perawatan anak cucak hijau agar dapat tumbuh hingga remaja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : perawatan secara alamiah oleh induk burung yaitu induk burung memberi makan atau meloloh, menghangati dan mengeram, melindungi dan melatih anakan untuk makan sendiri (menyapih). Cara lain yaitu dengan perawatan anak cucak hijau oleh peternak atau melalui rawatan tangan.

Cara Perawatan Anak Cucak Hijau Oleh Induk Burung


Gambar Tips Merawat Anak Cucak Hijau Agar Gacor Dan Tidak Mati


Setelah telur-telur cucak hijau menetas hingga usia sapihan (kurang lebih 4 minggu), induk burung perlu disediakan makanan alami yaitu kroto segar dan jangkrik jlodo (mula). Induk burung akan memilih atau menyesuaikan kedua makanan tersebut untuk diberikan kepada anak-anaknya. Pada usia di bawah satu minggu sebaiknya anak cucak hijau harus lebih banyak diberikan kroto segar dibandingkan dengan pemberian jangkrik, dan jarak pemberiannya yaitu setiap 2 jam sekali (pagi dan sore) secara bertahap, pakan alami kroto segar dikurangi hingga tersedianya jangkrik. Demikian pula untuk frekuensi pemberiannya dari 2 jam sekali hinga 3 jam sekali.

Selain dengan cara menyuapi anak-anaknya, aktivitas indukan cucak hijau juga berupaya untuk menghangatinya, yaitu dengan cara mendekapnya. Aktivitas tersebut sering terlihat terutama pada usia anakan dibawah 10 hari atau pada saat suhu di sekitar kandang dingin. Pada usia tersebut peternak dapat memasangkan ring kaki untuk anakan tersebut. Untuk ukuran ring kaki yang sesuai digunakan milik burung kacer (kucica) atau burung perkutut. Untuk cara mengambil dan mengembalikan anakan dilakukan secara hati-hati. Hal ini untuk mengantisipasi induk tidak mau merawat anaknya dikarenakan induk cucak hijau mengalami stres akibat proses tersebut.

Pemberian pakan buatan (voer atau pellet) untuk kebutuhan metabolisme tbuh dari induk yang baru selesai mengeram ini, perlu disediakan dan diupayakan agar kandungan gizinya mencukupi. Selain pakan buatan, pisang kepok dan citamin diberikan setiap harinya. Hal ini bertujuan agar kondisi indukan burung cucak hijau kembali optimal, sehingga mampu bereproduksi kembali.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses perawtan anak oleh induk burung adalah menjaga kondisi disekitar lingkungan kandang agar selalu tenang, nyaman dan aman. Kandang perlu dikontrol setiap saat agar terhindar dari serangga, semut, kecoa, lebah atau binatang kecil lainnya, kucing, ular, tikus dan lain-lain yang disebabkan oleh kelalaian peternak dapat menyebabkan induk cucak hijau menjadi stres atau anak cucak hijau menjadi mati.

Pada usia anakan cucak hijau 3 minggu, anakan sudah tumbuh bulu lengkap dengan sayap, ekor dan mantel, anakan cucak hijau pun sudah mulai belajar terbang dan sesekali mendekati induk yang sedang makan untuk minta disuapi. Setelah usia genap 1 bulan anakan mulai belajar untuk makan sendiri dan induk burung lebih banyak menghindari anaknya. Oleh karenanya pada usia inilah anakan dapat diambil untuk dirawat oleh peternak. Burung dimasukkan dalam sangkar tersendiri untuk dilatih beradaptasi dengan lingkungan sekitar sangkar (kandang) dan diupayakan agar menerima pakan buatan. Untuk tahap pemeliharaan hingga dewasa, terutama dalam melatih dan merawat burung tersebut, dapat disesuaikan dengan perawatan cucak hijau bakalan.

Cara Merawat Anak Cucak Hijau Oleh Peternak

Perawatan anak cucak hijau oleh peternak (rawat tangan) biasanya dimulai dari usia 1 minggu, dengan pertimbangan ukuran tubuh pada usia tersebut tidak terlalu kecil (indil). Dalam hal ini tentu saja proses pemberian makan atau meloloh tidak terlalu sulit. Berbeda dengan pengambilan anakan cucak hijau sejak menetas dari telur resiko kematian cukup besar, hal ini bisa dilakukan bagi peternak yang sudah berpengalaman dan memiliki kesabaran yang lebih. Oleh karenanya anakan cucak hijau harus disuapi setiap setengah jam sekali dan suhu ruang (box kardus) tempat anakan cucak hijau berada harus benar-benar sesuai dan tepat.

Dari pertimbangan tersebut, cara yang aman untuk merawat anakan dimulai dari usia 7 hari. Sebelum anakan dipisahkan dari induknya peternak perlu menyediakan bahan ransum yang sesuai dengan kondisi usia burung cucak hijau tersebut. Pada usia satu minggu bahan ransum yang dibutuhkan yaitu kroto segar, bubur bayi instans, susu bayi, tepung ikan, air dan lain-lainnya. Setelah anakan cucak hijau diambil bahan tersebut dicampur hingga bersifat cair dan sedikit kental (kadar air banyak), kemudian diberikan dengan cara menyuapinya dengan menggunakan alat yang berfungsi sebagai sendok dari belahan bambu tipis, halus dan cukup kecil (lebar alat lebih kecil dari mulut anak burung cucak hijau).

Untuk ransum ini dapat juga menggunakan alternatif bahan yang lainnya. Untuk bentuk atau sifat ransum yang diberikan tentunya secara bertahap jumlah pakan alami (kroto segar) dan mengurangi kadar air hingga pakan menjadi bentuk padat (usia burung cucak hijau 1 bulan lebih). Agar jumlah pakan tidak berkurang, bahan lainnya dapat ditambahkan. Langkah ini dilakukan agar anakan cucak hijau yang beranjak dewasa sudah terbiasa dengan pakan buatan yang kering.

Untuk frekuensi pemberian pakan usia 1 minggu yaitu setiap 1 hingga 2 jam sekali atau disesuaikan dengan kondisi tembolok burung cucak hijau. Cara memberi makan yang baik adalah 2/3 tembolok terisi makanan. Sejalan dengan bertambahnya usia, jarak waktu pemberian pakan menjadi 3 hingga 4 jam sekali. Untuk waktu menyuapi anakan ini juga bisa disesuaikan dengan kondisi tersebut dilihat dari perilakunya saat anakan cucak hijau merasa lapar. Untuk menentukan kondisi tersebut dilihat dari perilakunya yaitu jika disentuh atau dipanggil dengan siulan, mulut anakan cucak hijau akan membuka dan bersuara.

Selain memberikan makanan, anakan cucak hijau atau piyik usia satu minggu tentu saja membutuhkan suhu yang hangat. Oleh karenanya bulu-bulu belum tumbuh. Box sederhana dari kardus tempat makanan atau minuman, berukuran P x L x T + 50 x 40 x 40, dapat digunakan sebagai tempat pemeliharaan anakan cucak hijau dari usia 1 minggu hingga 3 minggu, agar ruangan tersebut hangat maka beri lampu 5 watt yang diletakkan di sudut atau bagian atas dalam box. Sedangkan jarak yang ideal antara lampu dengan anakan (diletakkan pada sarang) adalah 30 cm. Setengah bagian atas penutup kardus sebaiknya dibuka untuk menghindari ruangan terlalu panas atau pengap. Agar anakan tidak digigit nyamuk, khususnya pada malam hari bagian box yang terbuka sebaiknya ditutup kain kasa atau kasa nyamuk.

Setelah anakan cucak hijau menginjak usia 3 minggu, dapat dipindahan ke dalam sangkar pemeliharaan untuk dilatih makan dan minum secara sendiri, terutama jenis pakan buatan kering. Adaptasi dengan pakan buatan tersebut ternyata lebih cepat. Adaptasi dengan pakan buatan tersebut tentu saja lebih cepat, oleh karenanya dari usia 7 hari ransum sudah mulai dicampur dengan pakan buatan. Sedangkan untuk perawatan anak cucak hijau selanjutnya (hingga dewasa) dapat disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan yaitu sebagai burung kicauan atau burung cucak hijau lomba atau dikembangbiakan kembali.


Kesimpulan

Beberapa faktor kegagalan dalam merawat anak cucak hijau dalam usaha pengembangbiakan, menemui suatu hambatan yang dapat menggagalkan penangkaran adalah umum dan itu pasti terjadi. Hanya saja jenis permasalahannya berbeda-beda pada setiap penangkar. Adapun beberapa kegagalan dalam upaya penangkaran adalah sebagai berikut :
  • Pasangan induk tidak berjodoh karena salah satu induk cucak hijau terlalu muda sehingga secara mental burung cucak hijau muda menjadi takut.
  • Induk cucak hijau berjodoh tetapi tidak segera bertelur, disebabkan usia induk telah melewati usia reproduksi (terlalu tua), jumlah kandungan gizi pada pakan kurang mencukupi, pejantan mandul dan lingkungan kandang yang kurang memenuhi syarat.
  • Kedua induk cucak hijau salah satu pasangannya mati karena terserang penyakit, disengat lebah, stres yang cukup lama dan sebagainya.
  • Telur-telur yang dihasilkan tidak menetas oleh karena kualitas telur jelek akibat faktor makan (gizi) tidak mencukupi, telur tidak dibuahi, induk burung sering meninggalkan telurnya, telur juga terkena guncangan atau guyuran air hujan.
  • Anakan cucak hijau yang dihasilkan mati sebelum usia remaja yang disebabkan oleh terserang penyakit, diserang semut dalam jumlah banyak, induk burung tidak mau menyuapi karena sakit atau stres, induk burung kanibal sehingga membunuh anaknya, jumlah pakan tidak mencukupi, kualitas pakan jelek atau anakan kedinginan karena induk tidak mau mengeram, anakan kepanasan karena lampu terlalu dekat (ini khusus pada perawatan anak cucak hijau pada bok kardus). 


Itulah artikel tentang tips merawat anak cucak hijau agar tumbuh dewasa dan gacor. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel