Penyebab Dan Gejala Shopaholic Dan Cara Investasi Tas Bermerek

klinikabar.com, Penyebab Dan Gejala Shopaholic Dan Cara Investasi Tas Bermerek - Sejak tahun 2000 penyakit shopaholic ini menjadi wabah di America. Kenyataannya pada awal tahun 2000 penyakit ini semakin parah, sehingga banyak anak muda bangkrut (pailit) tidak hanya berhenti sampai disitu, karena gejala ini pada akhirnya sudah merembet ke kawasan Asia dan menimpa anak muda do Korea, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.

Penyebab Dan Gejala Shopaholic


Gambar Penyebab Dan Gejala Shopaholic Dan Cara Investasi Tas Bermerek


Anak muda usia 25 - 45 tahun di negara-negara ini terlalu agresif dalam berbelanja dan berutang untuk membeli kondominium dan mobil mewah. akibatnya, banyak dari mereka mengalami kesulitan pembayaran, harus bangkrut dan kehilangan hak atas aset tersebut.

Penyakit Kecanduan Belanja Atau Shopaholic

Apa itu penyakit kecanduan belanja atau shopaholic, penderita penyakit ini mempunyai sifat dan prilaku yang mirip dengan orang-orang yang secara tidak langsung sedang terganggu dari sisi kebiasaan dan kejiwaannya. Seperti pada penderita kleptomania, yang secara tidak langsung dan tidak sadar ingin mengambil (mencuri) barang milik orang lain. nah, ketidaksadaran ini yang serupa dengan penderita shopaholic. salah satu cara untuk bisa sembuh dari kecanduan ini adalah dengan cara mengakuinya.

Cara Mendeteksi Penyakit Kecanduan Belanja Atau Shopaholic

Bagaimana cara mendeteksi penyakit kecanduan belanja atau shopaholic ini? Penyakit ini dapat dilihat dari tanda-tanda, apabila melihat kertas berwarna merah bertuliskan SALE - berapapun jumlahnya persentasenya, maka jantungnya akan langsung berdebar-debar, mirip dengan reaksi saat anda pada saat melihat pria tampan dan keren.

Reaksi jantung berdebar-debar itu biasanya diikuti oleh keluarnya keringat dingin di telapak tangan. Beberapa diantaranya anda juga dapat merasakan perut yang mulas dan melilit, memaksa anda segera datang ke toko tersebut dan berbelanja. Reaksi berikutnya, anda akan kehilangan konsentrasi untuk mengerjakan semua jenis pekerjaan selama barang tersebut belum ada di tangan anda.

Masih penasaran? Gejala atau sindrom ini berlanjut dengan betapa sering anda membicarakan tentang SALE itu dengan teman-teman anda, dengan suami, dengan pacar. Apalagi jika salah satu peserta SALE adalah produk fashion yang sudah anda incar atau inginkan. Maka perasaan anda akan semakin campur aduk, malah, bisa saja anda jadi tidak bisa tidur pulas. Sudah mulai menganggukan kepala tanda setuju? Lalu, anda pun akan mulai bertanya tentang "apakah belanja itu dosa?" Jawabannya adalah bisa iya bisa juga tidak. jika anda berbelanja dengan kalap hanya karena mengikuti hawa nafsu dan tidak mempertimbangkan dana yang ada, iya itu dosa.

Apalagi jika barang yang anda beli dengan cara berutang, atau dengan cara menggunakan kartu kredit. namun bila semua kebutuhan sudah terpenuhi, utang telah lunas, biaya premi asuransi telah dibayar, dan investasi sudah berjalan lancar, sementara masih ada dana lebih di tabungan, kenapa tidak? Hey, belanjalah! pergunakan uang tersebut untuk bersenang-senang. Life is so short, so enjoy it. Karena financial planning should be simple, practical and fun.

Baca Juga Suksesnya Perencanaan Keuangan Atau Financial Planning

Cara Menjadi Pembeli Pintar Atau Smart Shopper

Sekarang anda mulai berpikir bagaimana cara untuk menjadi seorang smart shopper, nah, hal terpenting yang harus anda ingat adalah membedakan antara membeli "barang" dan membeli "aset". dimanakah letak perbedaannya? Pernah mendengar tentang nama Warrn Buffet? Beliau adalah salah satu dari lima orang terkaya di dunia. Definisi belanja menurut Warren adalah berfikir apakah barang yang dibelinya "hanya menjadi barang biasa saja atau nantinya akan menjadi aset. Seperti koleksi jam tangan yang hanya terdiri dari dua tipe, bermerek terkenal seperti Rolex dan Patek Philippe, atau tidak bermerek sama sekali. karena di mata seorang Warren, semua barang bermerek terkenal yang dimilikinya dikategorikan sebagai aset, yang nilai jualnya tidak akan atau hanya sedikit menurun seiring dengan perjalanan waktu. oleh sebab itu, apabila tidak sedang membeli aset, maka ia tidak akan membeli barang bermerek, agar dia tidak perlu membayar ekstra hanya untuk merek yang tidak dikenal.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kebiasaan Warren ini adalah dalam membeli barang tertentu yang memiliki nominal besar, perhatikan apakah barang tersebut menjadi barang biasa atau menjadi aset. Namun barang apa sih yang bisa anda masukkan ke kategori aset? pertama adalah aset kelas I, dimana nilai jual barang-barang tersebut selalu meningkat, seperti properti (rumah dan apartemen). Selanjutnya adalah aset tipe kelas II. Yang meski nilainya bisa turun tapi nilai jual aset bekasnya dapat naik melampaui harga beli pertama - walau pun harga beli barunya sudah lebih mahal lagi. Nah, barang-barang bermerek mewah inilah yang masuk kategori aset kelas II.

Ketiga adalah aset tipe kelas III, yang nilainya akan menurun, tetapi tetap dapat dijual. namun biasanya, penurunan nilai jual aset seperti ini tidak lebih dari 50% harga beli awal. Terakhir adalah jenis barang yang secara nilai jual sudah tidak lagi berharga atau turun lebih dari 50%, tapi selama menggunakan barang-barang tersebut anda bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan dalam bentuk finansial lain. Contoh paling nyata adalah kostum panggung, dari para aktris atau entertainer, yang meski membutuhkan dana cukup besar, tapi juga memberikan penghasilan.

Cara Belanja Tas Bermerek Untuk Investasi

Jika tujuan anda adalah untuk melakukan investasi, cobalah untuk berbelanja aset tipe kelas I dan kelas II. namun sayangnya, untuk keperluan penampilan, hanya aset tipe kelas 2-lah yang bisa kita manfaatkan. ini pulalah yang menjadi jawaban mengapa kaum sosialita terlalu membeli barang mewah dan mahal tersebut. Sekarang anda tahu mengapa seorang perempuan mau bersusah payah 'mencicil" sebuah tas kulit yang memiliki harga setara dengan mobil? Itu pula yang menjadi alasan mengapa lalu banyak bermunculan tas "palsu" dengan harga uang juga tidak murah, biasanya berkisar antara 2- 5 juta.

Masih segar dalam ingatan kita ketika ada seorang artis menghitung uang untuk membeli tas yang menjadi salah satu item fashion yang dapat dibanggakan dan merupakan lambang status sosial, misalnya dengan membeli tas merek Chanel Classic Flap Bag buatan tahun 1994 berbahan kulit warna hitam. Selain Chanel, dua merek tas yang dapat menjadi investasi adalah Hermes (Birikin dan Kelly) dan Louis Vuitton (Monogram dan Damier). Apalagi tas seperti Louis Vuitton Neverfull atau Speedy juga memiliki bentuk yang simpel dan bisa memuat banyak barang - kenapa, karena hampir semua perempuan suka membawa barang yang banyak.

Namun, jangan kaget apabila mendapati bahwa dua tas andalan LV ini bukan terbuat dari bahan kulit, tapi kanvas. diluar ketiga merek tersebut, tas keluaran Gucci, Prada, Miu Miu, dan Burberry juga dapat menjadi investasi yang cukup berharga. Ada beberapa keuntungan lain dari membeli item fashion yang bisa diklasifikasikan sebagai barang mewah ini. Selain nama besar yang akan menjamin bahwa anda mendapatkan barang dengan kualitas bahan terbaik, beberapa merek ternama juga akan memberikan garansi dan jaminan apabila ada kerusakan. Terutama kerusakan yang bukan diakibatkan oleh cara pemakaian yang "tidak berhati-hati".

6 Tip Agar Tidak Salah Berinvestasi

1. Selalu beli (tas) yang asli. jika tujuan anda adalah investasi, utamakan ketiga merek ini Chanel, Hermes, dan Louis Vuitton.

2. Jenis bahan juga akan mempengaruhi nilai jual. seperti bahan kulit, yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan tas berbahan kain.

3. Pilih model yang klasik. sehingga tidak akan lekang dimakan waktu dan dapat diwariskan ke anak.

4. Jika anda berinvestasi dengan membeli tiga merek diatas, maka anda boleh bebas memilih warna. namun bila anda membeli merek lain, usahakan untuk memilih warna klasik atau warna khas mereka.

5. Jangan pernah membuang bukti pembelian

6. Perhatikan pula cara penyimpanan, sehingga tidak rusak dan tahan lama.

Penutup
Membeli item fashion bukan sekedar menghabiskan uang semata, tapi juga dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan serta menjadi investasi. Jadi, bagi anda yang belum pernah membeli tas bermerek, disarankan untuk menabung, agar dapat membeli item fashion berharga tersebut.  Berikan target untuk diri sendiri, agar dalam dua tahun kedepan anda sudah dapat membeli tas yang anda inginkan. sebagai permulaan, belilah tas Chanel Biarritz atau Louis Vuitton bahan EPI leather.

Baca Juga Cara Mencuci Kain Batik Agar Motifnya Tidak Pudar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel