Tes Biofisik Di Usia Kandungan 34 Minggu Kehamilan

klinikabar.com, Tes Biofisik Di Usia Kandungan 34 Minggu Kehamilan - Perkembangan janin usia 34 minggu kehamilan memiliki berat bayi hampir 2.272 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di minggu ini akan dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung, dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik.

Kapan Dilakukan Tes Profil Biofisik


Gambar Tes Biofisik Di Usia Kandungan 34 Minggu Kehamilan


Dalam profil biofisik digunakan skor angka 0 sampai 2, dengan 5 poin yang dievaluasi. Yaitu, pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi berdasarkan gerakan lengan atau tungkai, denyut jantung, dan banyaknya cairan ketuban. Bila nilainya rendah, disarankan agar persalinan segera dilakukan. Pemeriksaan profil biofisik ini biasnya dilakukan bila diduga bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tidak banyak bergerak, kehamilan risiko tinggi, atau pun kehamilan lewat waktu atau postmartur.


Cara Membedakan Kontraksi

Kontraksi pada dasarnya adalah aksi dari otot yang mengkerut. Khusus pada rahim, dikenal 2 jenis kontraksi yaitu kontraksi yang dirasakan atau disertai dengan keluhan maupun yang dirasakan. Kontraksi yang dirasakan biasanya dibarengi dengan keluhan mulas dari perut hingga ke pinggang. Sedangkan kontraksi yang tidak dirasakan disebut Braxton Hics yang umumnya dikeluhkan sebagai rasa kencang tanpa rasa sakit.

Kontraksi yang dirasakan diperlukan sewaktu melahirkan, yaitu untuk membuka pintu rahim sekaligus mendorong atau mengeluarkan bayi. Sebetulnya, kontrkasi merupakan proses alam berupa peningkatan kepekaan rahim terhadap oksitosin pada kehamilan cukup bulan. jadi, tanpa penambahan ositosin dari luar pun, rahim sudah akan kontraksi dengan sendirinya pada kehamilan cukup bulan. Walaupun ada juga yang tidak sensitif, hingga sudah lewat waktu pun, kontraksi yang muncul tetap tidak terasa.

Kontraksi rahim bisa juga diakibatkan inveksi vagina atau jalan lahir dan peregangan rahim dengan berbagai penyebabnya. Misalnya, kehamilan yang bukan kehamilan anak pertama (anak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya). Sebab lain adalah air ketuban yang berlebihan atau Polihidramnion, yang merupakan kondisi tidak normal, hingga harus segera diatasi, karena idealnya kontraksi baru muncul di akhir kehamilan. Atau malah kontraksi hebat akibat lepasnya plasenta.

Penutup

Di minggu ke 34 kehamilan ini, pasien harus bisa membedakan kontraksi yang disebabkan oleh infeksi dengan kontraksi yang terjadi akibat lepasnya plasenta. Yang disebabkan infeksi biasanya bersiklus atau disebut intermiten, yaitu sebentar terasa lalu sebentar kemudian menghilang alias tidak dirasakan sama sekali. Intensitasnya pun relatif tidak kuat. Sedangkan kontraksi yang disebabkan oleh lepasnya plasenta akan dirasakan terus-menerus tanpa sempat istirahat dengan intensitas kuat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel